Ponpes Al-Amien Gelar Seminar Antisipasi Krisis Ekonomi Global

Resesi Ekonomi
Seminar literasi keuangan syariah yang digelar Ponpes Al-Amien Prenduan, Sumenep, Kamis (10/11). (Foto: Al-Amien Prendian for MID)

maduraindepth.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Amien, Prenduan, Sumenep, menggelar seminar bertajuk ‘Urgensi Literasi Keuangan Syariah dalam Menghadapi Krisis Keuangan Global’, Kamis (10/11). Bertempat di Aula TMI Putra, seminar itu digelar juga dalam rangka kesyukuran 70 tahun kelahiran Ponpes Al-Amien Prenduan.

Dalam pelaksanaan seminar, Ponpes Al-Amien menggandeng Bank Indonesia perwakilan Jawa Timur. Kegiatan itu dihadiri pimpinan dan pengasuh Ponpes Al-Amien Prenduan, jajaran majelis kiyai, Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar-Rahmah Surabaya, BPRS SPM Pamekasan, Bank Jatim Syariah Sampang, dan BSI KCP Sumenep Trunojoyo 1.

banner 728x90

Pemateri yang dihadirkan dalam seminar tersebut di antaranya perwakilan Bank Indonesia Hayatullah Khumaeni, Dr Shobikhul Qisom dari STIDKI Ar-Rahman Surabaya, dan Dr Mashuri Toha dari IDIA Prenduan.

Pimpinan dan Pengasuh Ponpes Al-Amien Prenduan, KH Ahmad Fauzi Tidjani menyampaikan, pesantren ini berdiri pada 10 November 1952. Selama 70 tahun Ponpes Al-Amien Prenduan mengabdi kepada ummat dan bangsa.

“Walaupun sudah berganti tiga generasi kepemimpinan, Al-Amien tetap konsisten membangun peradaban bangsa dengan empat catur jangka; pendidikan, dakwah, ekonomi, dan kaderisasi,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Pada seminar itu, perwakilan Bank Indonesia Hayatullah Khumaeni memaparkan, saat ini, resesi ekonomi menjadi pembahasan hampir setiap orang. “Harus diluruskan dulu bahwa yang namanya resesi adalah pertumbuhan ekonomi dua kali negatif berturut-turut,” paparnya.

Baca juga:  Tanggapi Isu Resesi Ekonomi Global, Fraksi PPP Minta Pemkab Sumenep Lakukan Ini

Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IDIA Prenduan, Dr KH Holilur Rahman berharap melalui seminar tersebut semua pihak dapat membangun mindset serta membangun produktifitas, termasuk menjadikan sebuah masalah menjadi suatu peluang. “Dan akan menjadikan kita terus yakin bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *