PKSPL-LPPM IPB, Reng Paseser, HCML dan DLH Sumenep Peringati WED 2022 Dengan Tanam Mangrove

Penanaman Mangrove
Penanaman mangrove di Pantai e Kasoghi, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Sumenep, Kamis (1/12). (IST)

maduraindepth.com – Permasalahan degradasi ekosistem pesisir dan perubahan iklim menjadi perhatian berbagai pihak. Mengatasi persoalan itu, sebanyak 60 relawan dari sejumlah elemen menggelar penanaman mangrove di Pantai e Kasoghi, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Sumenep, sebagai salah satu solusi mengurangi dampak tersebut, Kamis (1/12).

Aksi itu digelar bertepatan dengan hari menanam pohon yang diperingati setiap 28 November. Kemudian peringatan hari lingkungan hidup sedunia atau world environment day (WED) dan hari nusantara pada 13 Desember.

Puluhan relawan yang terlibat pada penanaman mangrove ini antara lain Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep, Forpimka Saronggi, Kepala Desa Tanjung, kepala sekolah dan siswa SMPN 2 Saronggi, dan SKK Migas-Husky CNOOC Madura Limited (HCML). Termasuk, Pokmaswas Reng Paseser, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL)-LPPM IPB, dan masyarakat sekitar.

Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh Yustian Hakiki perwakilan SKK Migas Jabanusa dan dilanjut oleh Rockyanto Sasabone selaku Manajer Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) HCML. Rangkaian kegiatan berlanjut pada sambutan DLH, Camat Saronggi, Kepala Desa Tanjung, dan PKSPL-LPPM IPB.

Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan bibit mangrove secara simbolis oleh manajer HSSE HCML kepada Kades Tanjung dan PKSPL-LPPM IPB. Kemudian diakhiri dengan menanam mangrove bersama di sekitar Pantai e Kasoghi.

World Environment Day
Para relawan foto bersama usai penanaman mangrove pada peringatan hari lingkungan hidup di Pantai e Kasoghi, Tanjung, Saronggi, Sumenep, Kamis (1/12). (IST)

Dalam sambutannya, Manajer HSSE HCML Rocky Sasabone menyampaikan betapa pentingnya ekosistem mangrove ini. Karena dapat mengurangi abrasi pantai dan tempat tinggal bagi kepiting dan udang. Fungsi dan peran yang tak kalah penting dari mangrove adalah penyerap karbon.

Baca juga:  DLH Sumenep Imbau Masyarakat Jaga Kebersihan Lingkungan

Dapatkan Informasi Terkini Di Sini

“Maka dari itu, penting melestarikan mangrove dengan cara melakukan rehabilitasi pada wilayah yang sudah terdegradasi,” ujarnya.

Kepala Desa Tanjung, Peni Kumalasari menyebut, kegiatan penanaman mangrove ini cukup bermanfaat untuk Desa Tanjung. “Karena sudah banyak terjadi abrasi di pantai kami. Pemerintah Desa Tanjung akan selalu mendukung dan berterimakasih telah memilih desa kami untuk menjadi tempat kegiatan sebaik ini,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala DLH Sumenep, Arif Susanto juga memaparkan, perlunya keberlanjutan program setelah kegiatan menanam ini, seperti pelatihan pengolahan mangrove. Arif juga meminta untuk adanya rumah pembibitan mangrove ke depannya di Desa Tanjung.

“Karena selama ini Kabupaten Sumenep belum memiliki tempat pembibitan mangrove,” kata Arif.

Pada kesempatan itu, PKSPL-LPPM IPB Dr Fery Kurniawan menjelaskan, kegiatan rehabilitasi mangrove perlu dilakukan dari pembibitan, penanaman ke area, hingga perawatan dan monitoring. Selain itu, perlu pendekatan Social-Ecological Rehabilitation (SER) dalam pelaksanaannya.

“Dengan demikian, program yang dilakukan ke depannya mendukung pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 13 dan 14,” pungkas Fery yang saat ini juga sebagai peneliti senior PKSPL IPB itu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto