maduraindepth.com – Perumusan baju adat mengalami kendala. Semula, baju adat yang rencananya akan menjadi identitas pakaian khas Sampang yakni Kuluk Pangeran Trunojoyo. Namun, karena kurang referensi, tim perumus akhirnya sepakat menggunakan Tongkosan Cakraningrat IV sebagai baju adat.
Sebelumnya, tim digenjot untuk mencari refrensi pakaian Pangeran Trunojoyo. Namun, tim pencari tidak menemukan cukup refrensi mengenai pakaian Pangeran Trunojoyo tersebut.
Ketua Tim Perumus Baju Adat, Moh Iqbal Fatoni mengatakan, alasan tidak memilih Kuluk Kebesaran Pangeran Trunojoyo dikarenakan terkendala kurangnya refrensi. Sehingga, tim perumus sepakat pemilihan baju adat Sampang yakni Tongkosan Cakraningrat IV.
“Kami masih kekurangan refrensi terkait pakaian kanjeng Trunojoyo,” ujar pria yang juga menjabat Anggota Komisi IV DPRD Sampang itu, Kamis (13/10).
Oleh sebab itu, pihaknya bersama tim akan melaporkan hal tersebut kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur. Juga, untuk meminta masukan mengenai penggunaan Tongkosan Cakraningrat IV sebagai baju adat Kabupaten Sampang.
“Minggu ini kami akan datangi Dinas Kebudayaan Provinsi untuk minta masukan, tujuannya agar proses pematangan baju adat Sampang bisa disegerakan,” ungkapnya.
Iqbal menambahkan, pada tahapan pra launching baju adat Sampang, pihaknya akan memberikan kesempatan kepada masyarakat agar menyampaikan masukan terkait rumusan baju adat yang sudah dibentuk. “Insyallah, Minggu (16/10) akan mengundang elemen masyarakat. Mulai dari budayawan, sastrawan, tokoh masyarakat, dan media untuk menilai baju adat Sampang,” tutur Iqbal.
Kabid Kebudayaan Disporabudpar Sampang, Ibni Abd Rahman memaparkan, sebelum tahap pra launching dilangsungkan, persoalan tersebut menurut dia perlu dilaporkan kepada pimpinan terlebih dahulu. “Kami berharap proses dan tahapan bisa berlangsung lancar, sehingga masyarakat Sampang punya baju adat secara paten,” pungkasnya. (Alim/*)