maduraindepth.com – Netralitas sikap polisi di Pamekasan jelang pemilihan umum (pemilu) 2019 dipantau organisasi masyarakat (ormas). Masyarakat meninginginkan penegak hukum tidak mengintervensi apalagi sampai berkompetisi.
Di Pamekasan, Ulama dan Para Habaib bersatu membangun komitmen memantau jalannya aktivitas pemilu. Penyelenggara pemilu mulai dari pengawas hingga penegak hukum disambangi dengan cara beraudiensi.
“Kami hanya meminta kepada polisi supaya tetap menjunjung tinggi netralitas agar pemilu berjalan aman dan kondusif,” kata Habaib Pamekasan KH. Fadholi M Ruham saat melaksanakan audiensi di Mapolres Pamekasan, Senin (25/3/2019).
Dia berkomitmen akan memantau kinerja polisi. Terlebih isu ketidaknetralan polisi mulai menguak di piblik. Sehingga jalannya pemilu bisa menjamin keamanan dan tetap menjunjung netralitas.
Sementara itu, Kapolres Pamekasan AKBP. Teguh Wibowo menyambut baik hadirnya Para Ulama dan Habaib di markas wilayah kerjanya. Asumsinya, semua ini dilakukan dalam bingkai silaturrahmi. Di dalamnya melibatkan tokoh masyarakat, ulama dan jajaran kepolisian.
AKBP Teguh menegaskan, dari awal pihaknya memastikan seluruh personel dan jajarannya diklaim sudah menjunjung netralitas tanpa keberpihakan kepada salah satu peserta pemilu.
“Jadi dari awal sudah kami tekankan kepada seluruh anggota dan jajaran agar tetap menjunjung netralitas. Kami memastikan akan tetap netral dalam pemilu,” imbuhnya.
Untuk menciptakan dan memberi jaminan keamanan, pihakanya akan menurunkan pasukan keamanan. Masing-masing terdiri dari unsur TNI-Polri. Sedikitnya pasukan tersebut sebanyak 700 pasukan.
Akhir-akhir ini, polisi didesak netral oleh masyarakat. Kenetralan tersebut tidak hanya sebatas netral dalam menjalankan tugas kepolisian. Namun mereka juga didesak agar tidak mengajak dan mengintervensi masyarakat memihak pada salah satu pasangan calon.
Bahkan, Kapolri Tito Karnavian angkat suara mengintruksikan anak buahnya agar menjaga sikap kenetralannya. Namun sayang, imbauan itu tidak membuat masyarakat greget. Itu sebabnya, kredibilitas penegak hukum di Indonesia mulai kehilangan marwah kepercayaan.
Di Madura, ormas terus mengawal jalannya pemilu. Mereka pasang badan memantau gerak-gerik penyelenggara pemilu. Bahkan, jika diragukan mereka langsung melayangkan surat audiensi. (mi/ns)