maduraindepth.com – Bupati Sumenep Achmad Fauzi berziarah ke makam Raja-Raja di Asta Tinggi, Sumenep, Senin (29/8). Orang nomor satu di Kota Keris itu berziarah bersama perwakilan Keluarga Keraton Sumenep dan Dewan Kesenian Sumenep (DKS) dalam rangka pembukaan Festival Kesenian Tradisi Islam Nusantara (Faskara) 2022.
Menariknya, usai berziarah, Fauzi tak langsung beranjak dari lokasi wisata religi itu. Langkahnya terhenti di depan gerbang Asta Tinggi. Berpakaian dinas dan mengenakan blangkon khas Sumenep, dia kemudian berhenti sejenak. Menyapa pedagang.
Sambil berbincang, Fauzi kemudian mencicipi salah satu buah yang dijual pedagang setempat. Buah kenitu tepatnya. Ada juga buah siwalan dan timun yang dijual pedagang. Terbungkus plastik, ada yang dibungkus menggunakan kardus.
“Berapa modal untuk jualan ini? Mau saya beli semua,” ujar Fauzi.
Surahwati, pedagang asal Desa Pakondang, Kecamatan Rubaru, Sumenep yang disapa langsung Bupati Sumenep itu pun memberitahukan nilai modal dagangannya. Setelah itu, Fauzi meminta ajudannya untuk mengambil uang di mobil dinas yang tak jauh dari tempat Surahwati berjualan tersebut.
Segepok uang kemudian diberikan kepada perempuan paro baya itu. Tak menyangka ketiban rejeki, Surahwati bahkan lupa cara menghitung uang. Beberapa kali pedagang itu menghitung uang yang diberikan.
Saat ditanya Bupati mengenai berapa uang yang sudah diterima, pedagang itu malah menghitungnya kembali. “Lupa cara ngitung, Bu?” celetuk salah satu pengunjung Asta Tinggi yang ikut menyaksikan momen jenaka itu diikuti tawa semua orang yang ada di tempat tersebut.
Begitu juga Surahwati, dia hanya bisa tersenyum seakan belum menyangka jika jualannya diborong Bupati Sumenep. Tak berhenti di situ, Fauzi kemudian kembali menyodorkan sejumlah uang kepada Surahwati.
“Terima kasih. Semoga hajatnya diterima dan diberikan rejeki yang lebih banyak,” ucapnya mendoakan Bupati Sumenep Achmad Fauzi menggunakan bahasa Madura.
Bukan hanya Surahwati, Fauzi juga berbagi dengan pedagang lain yang ada di lokasi tersebut. Doa-doa serupa juga dipanjatkan pedagang lainnya kepada pria pencipta lagi “Mencintai Tanpa Dicintai” itu. (*)