Mahasiswa Unira Hadirkan Konsep Belajar Matematika Melalui Permainan Loteng

Anak sekolah dasar di Pamekasan saat mengikuti permainan tradisional loteng di Desa Pegagan Kecamatan Pademawu.

maduraindepth.com – Belajar matematika tidak akan dirasa sulit, jika karakter anak bisa dirangsang dengan konsep-konsep permainan tradisional. Terbukti konsep ini diminati anak yang masih duduk di bangku sekolah, pasca tiga mahasiswa Universitas Madura menghadirkan konsep permainan tradisional ‘Selodor Bhanteng’ atau Loteng.

Ketiga mahasiswa tersebut di antaranya, Dhofir, Durroh Halim dan Sayyidatun Nisa. Ketiganya merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

banner auto

Bagi mereka, permainan tersebut dinilai mudah meningkatkan kemampuan pengetahuan anak. Termasuk kemampuan kerja sama, sportifitas, kemampuan membangun strategi, dan ketangkasan serta karakternya.

“Permainan tradisional ternyata mampu berpengaruh dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak,” kata Durroh Halim, Kamis (27/6).

Durroh Halim menjelaskan, dewasa ini mayoritas anak mulai lupa terhadap permainan tradisional. Mereka hidup di zaman yang serba gadget dan smartphone. Akibatnya mereka lebih tertarik dengan bermain game di ponsel pintar mereka.

“Setiap anak mempunyai hak untuk bermain. Namun tentu memiliki syarat, misalnya yang tidak berbahaya,” jelas dia.

Menurut dia, permainan tradisional loteng terdapat konsep matematika yang tersembunyi. Anak-anak yang berperan hanya fokus pada permainannya. Padahal tanpa disadari ada nilai pembelajaran yang bisa didapat.

“Pelajaran matematika sangat bermanfaat sebagai ilmu dasar untuk penerapan di bidang lain. Namun pentingnya peranan matematika dalam kehidupan tidak didukung dengan fakta yang terjadi di lapangan,” jelas Durroh.

Baca juga:  Jangan Lewatkan! Event Mahasiswa Jatim Fest di Universitas Madura

Dari itu, kata dia, untuk mendalami ilmu matematika tergolong rendah dan beranggapan susah dipelajari. Itu sebabnya karakter anak telah disesaki dengan fasilitas teknologi yang sebagian besar kurang dilerai orangtua. (NR/MI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto