maduraindepth.com – Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengadakan pendidikan dan pelatihan program perlindungan saksi dan korban berbasis komunitas. Kegiatan dilaksanakan selama empat hari di Purnama Hotel, Kota Batu, Jawa Timur, mulai 3-6 Oktober 2022.
Ada sebanyak 86 peserta se-Jawa Timur yang mengikuti kegiatan tersebut. Mereka terdiri dari berbagai macam latar belakang. Mulai dari mahasiswa, guru, jurnalis, aktivis perempuan, hingga advokat.
Tenaga Ahli LPSK, Irfan Maulana menjelaskan, program perlindungan saksi dan korban berbasis komunitas dirancang untuk mempermudah akses masyarakat miskin dan marginal mendapat layanan hukum dari LPSK. Terutama dari saksi dan korban.
Pelatihan program tersebut, kata Irfan, dilakukan di tujuh provinsi. Yakni, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bangka Belitung.
Tahun ini, LPSK menargetkan 500 orang yang ditetapkan menjadi Sahabat Saksi dan Korban (SSK) melalui pelatihan tersebut. “Saat ini kita sedang menjalani suatu proses pelatihan sekaligus seleksi,” terang Irfan pada maduraindepth.com, Rabu (5/10) malam.
Sekretaris Program SSK berbasis komunitas itu menyampaikan, SSK ini bersifat kerelawanan. Karenanya, LPSK tidak memberikan persyaratan yang berat bagi calon SSK. Hanya saja pihaknya melakukan penilaian pada saat melakukan pendaftaran.
“Seperti pengalaman, track record, termasuk sikapnya dalam pelatihan ini juga dinilai,” terangnya.
Sekadar diketahui, 86 peserta itu dibagi menjadi tiga kelas. Yaitu kelas Jawa, kelas Kalimantan dan kelas Papua. Selama pelatihan berlangsung, mereka mendapat 12 materi pembahasan yang berkaitan dengan hukum pidana dan program kerja, serta kode etik SSK. (*)
