KSP Sebut Capaian Vaksinasi di Bangkalan di Bawah Rata-rata

Vaksinasi bangkalan
Tenaga Ahli Utama Kedeputian II KSP Abraham Wirotomo ( kedua dari kanan) bertemu Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan Sudibyo (kiri) membahas percepatan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. ANTARA/HO-KSP.

maduraindepth.com – Tim Kantor Staf Presiden (KSP) memantau secara langsung program vaksinasi di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Ini disebabkan pencapaian vaksinasi di Kota Zikir dan Shalawat itu masih di bawah rata-rata nasional.

Tenaga Ahli Utama Kedeputian II KSP Abraham Wirotomo menyampaikan, Bangkalan sebagai kabupaten berpenduduk 1 juta jiwa lebih menjadi prioritas vaksinasi di Jawa Timur, karena jumlah capaian vaksinasi masih di bawah rata-rata nasional.

banner 728x90

“Kami ingin tahu lebih banyak, mengapa capaian vaksinasi di Bangkalan masih di bawah standar. Apa yang menjadi problem dan seberapa besar ketersediaan vaksin di sini,” ujar Abraham Wirotomo seperti dilansir Antaranews.com, Jumat (3/9).

Dia mengatakan berdasarkan laporan capaian vaksinasi dosis pertama di Bangkalan baru mencapai 14 persen, dengan rata-rata 3.000 suntikan per hari. Jumlah ini masih jauh dari target Menteri Kesehatan (Menkes), yakni 8.900 suntikan per hari.

“Padahal ketersediaan vaksin di Kabupaten Bangkalan 33.000 dosis,” kata dia.

KSP meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan untuk segera menghabiskan stok vaksin yang tersisa. Dia mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo sejak Agustus telah menargetkan, vaksinasi dapat dilakukan kepada 2 juta penduduk per hari.

“Sudah saya tegaskan agar stok vaksin tidak disimpan untuk dosis kedua,” kata Abraham.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan Sudibyo menyampaikan, lambatnya vaksinasi di Bangkalan dikarenakan partisipasi masyarakat sempat rendah.

Baca juga:  Sukses Turunkan Angka Stunting, Pemkab Sumenep Raih Penghargaan dari BKKBN RI

Namun dia mengatakan saat ini animo masyarakat terhadap vaksinasi sudah mulai meningkat.

“Bahkan, beberapa hari ini bisa mencapai 4.000 dosis per hari,” kata Sudibyo. (*/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *