maduraindepth.com – Sejumlah orang melakukan audensi ke bupati Sampang dengan mengatasnamakan Himpunan Lora Madura (Hilma). Disinyalir orang-orang tersebut sebagian berasal dari Kecamatan Proppo.
Ironisnya, audensi tersebut tanpa izin dan sepengetahuan pihak Hilma. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Hilma Gus Amin Syafi’, Kamis (3/8).
Gus Amin Syafi’ mengaku kaget saat mendengar kabar tersebut. Apalagi kabar tentang audensi tersebut dimuat di salah satu media pemberitaan.
“Ternyata ketika ditelusuri orang tersebut sebagian berasal dari Proppo Pamekasan. Serta hal tersebut tanpa izin dan restu dari ketua Hilma sendiri,” ujarnya.
Dewan pengasuh di Pondok Pesantren Darul Ulum, Gersempal Sampang itu menegaskan, orang-orang yang audensi ke bupati tersebut bukan bagian dari anggota Hilma. Dia menyatakan tidak mengenali mereka.
“Dari sebagian yang ikut audensi kemarin saya banyak tidak kenal,” katanya.
Dia menegaskan, Hilma sendiri tidak pernah memberi izin atau menyetujui. Kendati demikian, pihaknya akan melakukan evaluasi jika ditemukan ada anggota Hilma yang terlibat.
“Bagi anggota Hilma yang ikut audensi kemarin akan kami evaluasi dan bisa jadi akan dikeluarkan dari keanggotaan Hilma,” tegas dia.
Sebelumnya, Lora Jakfar Sodiq Fauzi mengaku sebagai ketua Hilma. Dalam audensi tersebut, dia mendukung pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat yang ada di Pamekasan.
“Pembangunan itu merupakan perintah dari Allah. Kalau pembangunan tersendat maka kemakmuran tidak akan berjalan. Kalau pembangunan tidak terwujud maka dapat meningkatkan agama Islam. Agama itu bisa dijunjung tinggi dengan kemakmuran dan keterampilan,” ucapnya usai audensi, Rabu (2/9) kemarin. (RUK/MH)