Kesulitan Pasarkan Hasil Pertanian, TNF Koordinasi dengan Komisi II

Petani kesulitan pasarkan hasil produksi
TNF saat merawat tanaman labu. (Foto: RIF/MI)

maduraindepth.com – Para petani kesulitan dalam memasarkan hasil produksi pertaniannya. Hal itu kemudian membuat The Ngudeh Foundation (TNF) melakukan koordinasi dengan Komisi II DPRD Sampang.

Koordinasi tersebut dilakukan sebagai upaya TNF untuk mempermudah para petani dalam memasarkan hasil produksinya. Disamping itu juga untuk mendukung Pemerintah Kabupaten Sampang dalam meningkatkan percepatan dan perkembangan perekonomian di Kota Bahari.

banner auto

Kepada Komisi II, Presiden TNF Jufriadi, mengatakan, kedepan pengembangan perekonomian di Kabupaten Sampang perlu adanya sinergitas antara kaum muda dan pemerintah dalam. Pengembangan perekonomian itu diantaranya dengan memasarkan hasil produksi petani.

Menurutnya, saat ini para petani kesulitan memasarkan hasil produksi pertaniannya. “Sehingga kami ingin mencari jalan keluarnya” Kata Jufriadi, Kamis (27/2/2020).

Selain itu, juga perlu adanya perubahan label pada hasil pertanian di Sampang. Salah satunya buah labu madu, semangka dan melon yang selama ini masih menggunakan label Kabupaten Malang yang banyak beredar di Kabupaten Sampang.

“Masyarakat belum mengetahui itu, produksi asli Kabupaten Sampang, tepatnya di Desa Banyusokah yang dijual ke luar daerah ternyata memiliki label Kabupaten Malang. Padahal buah tersebut murni dari petani Sampang,” tuurnya.

“Dari sini TNF tergugah, setidaknya pemerintah Sampang mempunyai inisiatif untuk merubah label Kabupaten Malang itu, menjadi label Sampang Hebat bermartabat,” imbuhnya.

Baca juga:  Musim Kemarau, Berkah Para Pengrajin Tikar Rakara

Terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPRD Sampang, Alan Kaisan berharap, agar pemuda melakukan edukasi dan kerjasama dengan petani sekitar. Tujuannya untuk menyerap tenaga dan memberikan tambahan ilmu yang nantinya berdampak meningkatkan pendapatan para petani.

“Kami mendukung penuh, bahkan menjamin untuk mendapat program dari pemerintah dengan catatan, mereka dapat melegalitaskan komunitas, punya komitmen tinggi untuk mengembangkan dan memperluas lahan, melakukan edukasi dan kerjasama dengan petani sekitar agar mampu menyerap tenaga dan memberikan tambahan ilmu serta pendapatan petani, menjadi pioner bagi generasi muda Sampang untuk konsen di bidang pertanian,” ujarnya.

Kata Alan, saat ini Kabupaten Sampang sudah mengalami krisis generasi petani. Sehingga dia khawatir masa depan petani semakin punah.

“Insya Alloh awal Maret, Komisi II akan turba melihat langsung pertanian mereka, sehingga bisa melihat potensi dan permasalahan yang ada,” ucapnya berjanji. (RIF/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto