Ini Alasan AJS Bagikan Masker dan Hand Sanitizer Ke PKL

Ketua AJS, Kamaluddin Harun saat memberikan masker ke salah seorang PKL di jalan Wijaya Kusuma Sampang. (AW/MI)

maduraindepth.com –  Guna mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sampang, sejumlah wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Sampang (AJS) membagikan masker kain dan hand sanitizer kepada masyarakat. Sasarannya, pedagang kaki lima (PKL), penjual rujak, abang becak dan petugas kebersihan.

Ketua AJS, Kamaluddin Harun mengatakan, pemberian masker dan hand sanitizer merupakan wujud kepedulian insan pers kepada sesama, khususnya PKL, abang becak dan petugas kebersihan.

“Ternyata para pedagang yang berjualan di pinggir jalan banyak yang tidak memakai masker,” kata pria yang akrab disapa Kamal tersebut, Senin (20/4).

Menurut Kamal, alasan para pedagang itu tidak memakai masker karena penghasilannya yang minim dan stok masker di toko dan apotek kosong. “Penghasilan untuk dibuat makan saja tidak cukup, jadinya mereka memilih tidak membeli masker. Karena itu kami berinisiatif menyumbang masker dan hand sanitizer,” tuturnya.

Pemberian masker kain, lanjut Kamal, selain untuk mendukung gerakan Sampang bermasker, juga agar bisa dicuci dan dipakai kembali oleh para pedagang dan abang becak.

“Mereka sangat rentan di tengah pandemi Corona karena harus melayani konsumen yang datang silih berganti,” imbuhnya.

Dia berharap, pemberian masker dan hand sanitizer sebagai upaya para jurnalis di Sampang, khususnya AJS agar masyarakat bergotong royong melawan Covid-19.

Hendriyanto, Sekertaris AJS menyampaikan, jumlah masker kain yang dibagikan sebanyak 200 buah dan puluhan hand sanitizer. Sedangkan lokasi pembagian masker dan hand sanitizer tersebar di beberapa titik, meliputi jalan Wijaya Kusuma, Kramat, Jamaluddin, Wahid Hasyim dan jalan Garuda.

Baca juga:  Serba-Serbi Pelayaran di Jalur Tanglok, Marhatip: Pernah Kandas Sampai Tiga Hari

“Untuk masker yang kami berikan merupakan hasil produksi penjahit lokal, kemudian kami mendistribusikannya secara berkeliling guna menghindari keramaian,” ucap pria berkacamata ini.

Sementara itu, Abdul Hamid, penjual sate yang berjualan di jalan Wijaya Kusuma mengaku khawatir dengan adanya wabah Covid-19. Untuk itu, dia punya keinginan membeli masker, namun terkendala dengan harga dan stok masker yang cukup langka.

Sejak pandemi Covid-19 ini melanda, Abdul Hamid mengaku penghasilan dari jualan sate sangat menurun, dan untuk makan sehari-hari pun tidak cukup. Sebabnya, dia berfikir dua kali untuk membeli masker.

“Dulu memang ada masker harga Rp 2.000 tapi sekarang sudah tidak ada. Harga masker sekarang cukup mahal ada Rp 10.000 hingga Rp 15.000. sebenarnya tidak makai masker was-was juga, namun jika tidak jualan, tidak makan nanti. Terimakasih buat para wartawan yang masih peduli kepada PKL,” tuturnya. (AW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto