maduraindepth.com – Euforia tiga tahun kepemimpinan Bupati Slamet Junaidi dan Wakil Bupati Abdullah Hidayat (Jihad) diwarnai demonstrasi. Puluhan mahasiswa dari Forum Mahasiswa Sampang (FORMASA) mempertanyakan kinerja kepemimpinan Jihad tersebut.
Massa menganggap tiga tahun kepemimpinan pasangan Jihad itu gagal. Pasalnya visi misi mewujudkan Sampang Hebat Bermartabat dinilai hanya sebatas seremonial.
“Lima misi Bupati Sampang selama tiga tahun ini hanya berbentuk seremonial saja, tidak ada bentuk program nyata yang dirasakan masyarakat hingga tingkat desa,” ujar Koordinator Lapangan (Korlap) Arifin saat demo di depan kantor pemerintah daerah setempat, Kamis (3/2).
Arifin mengatakan, capaian program yang selama ini digembar-gemborkan tidak dirasakan masyarakat akar rumput. Sebab capaian tiga tahun kepemimpinan itu hanya klaim yang dimainkan di media sosial.
“Di media sosial hanya menjadi ajang pencitraan, bupati terpilih mulai 2019, namun hingga kini belum bisa dirasakan kinerjanya,” tegasnya.
Berdasarkan hasil kajian FORMASA, saat ini di Kabupaten Sampang angka putus sekolah cenderung masih tinggi. Kemudian masih ada aparatur sipil negara (ASN) yang merangkap jabatan dan minimnya lapangan pekerjaan.
Pendampingan ekonomi kreatif juga dinilai masih sangat kurang. “Pemerintah daerah gagal mendatangkan investor, infrastruktur amburadul, minimnya pendampingan terhadap UMKM, kemandirian desa hanya sebatas data tapi tidak sesuai fakta,” ujarnya.
FORMASA mendesak pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Slamet Junaidi – Abdullah Hidayat mewujudkan transparansi data berbasis IT. Pasalnya transparansi data yang dibicarakan selama ini hanya klise.
Menurut FORMASA ketimpangan pendapatan masyarakat dan bantuan sosial (Bansos) yang dikorupsi menjadi persoalan yang krusial. “Masih banyak yang perlu dievaluasi oleh pemerintah daerah saat ini,” ujarnya.
Situasi sempat memanas lantaran bupati Slamet Junaidi tidak bisa menemui demonstran. Wabup Abdullah Hidayat yang kala itu menemui demonstran langsung dihadapkan dengan seabrek tuntutan yang harus ditandatangani.
Hanya saja Wabup Abdullah Hidayat berkilah bahwa pihaknya harus membahasnya bersama pemerintah daerah. “Saya tidak bisa memutuskan tuntutan rakyat ini secara pribadi,” kilahnya.
Sebab itu, FORMASA mengancam akan kembali menggelar demonstrasi. “Kami tegaskan jika tidak ada jawaban dari Wabup, maka kami akan turun jalan lagi,” ujar demonstran.
Untuk diketahui, demonstrasi tersebut merupakan buntut dari audiensi yang tidak ditemui Bupati Sampang pada 31 Januari 2021. Tanggal itu merupakan momen tepat tiga tahun kepemimpinan Slamet Junaidi – Abdullah Hidayat. (Alim/MH)