Dampak PPKM, Pedagang Bendera Sepi Pembeli

Pedagang bendera musiman terlihat berjualan di depan Pasar Srimangunan Sampang, Denim (2/8). (Foto: Alimuddin/MI)

maduraindepth.com – Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 yang tinggal 15 hari lagi, sejumlah pedagang bendera dan umbul-umbul merah putih di Kabupaten Sampang mulai bermunculan di pinggir jalan.

Beberapa lokasi strategis seperti di Jl. Wahid Hasyim dan sekitar Taman Wijaya Kusuma menjadi tempat bagi para pedagang menjajakan umbul-umbul dan bendera merah putih.

Mukid (40), salah seorang penjual bendera saat ditemui maduraindepth.com, Senin (2/8) mengaku dagangannya sepi. Menurutnya, kondisi sekarang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dimana masyarakat sudah berburu bendera dan umbul-umbul pada awal Agustus.

“Tahun ini sepi tidak seramai dua tahun yang lalu,” kata Mukid.

Pedagang asal Sampang ini mengaku sudah lama berjualan bendera merah putih. Namun, untuk penjualan saat ini, tuturnya, tidak seramai dua tahun sebelumnya.

“Salah satu penyebab sepinya pembeli karena pemberlakuan PPKM darurat di Sampang,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, sebelum PPKM darurat diberlakukan, omset penjualannya masih stabil sekalipun dalam masa pandemi Covid-19. Per hari, jelas Mukid, dia dapat meraup untung kisaran satu juta dari hasil berjualan bendera dan umbul-umbul.

“Namun setalah adanya PPKM ini penghasilan malah turun drastis,” keluhnya.

Dikatakannya, akibat PPKM darurat dan diperpanjang ke level 3-4, banyak masyarakat enggan keluar rumah. Masyarakat merasa sulit membeli bendera dan umbul-umbul dengan alasan penghasilan yang menurun, meski harganya sama dengan tahun sebelumnya.

Baca juga:  Berikut Daftar Desa dan Kecamatan yang Terapkan PPKM Skala Mikro di Sumenep

“Kebanyakan pembeli minta harga murah. Ya sudah kami terima daripada tidak laku,” singkatnya. (Alim/AW).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto