maduraindepth.com – Dalam waktu dua bulan, terhitung sejak Januari hingga Februari 2023 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sampang mencapai 108 kasus. Data ini berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Keluarga Berencana (KB) setempat.
Dinkes dan KB mengonfirmasi jumlah kasus itu lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Sebab pada 2022 dalam setahun kasus DBD menyentuh angka 380. Sementara pada 2023, di awal tahun sudah mencapai angka 108.
Staf P2P Dinkes Sampang, Ali menyampaikan, meski angka kasus BDB tinggi tidak ada yang berujung meninggal dunia.“Meski kasus DBD relatif tinggi di awal 2023 ini, tetapi tidak ada kematian alias nihil,” ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (8/3).
Dia menyebut, tingginya kasus DBD ini salah satunya dipengaruhi cuaca ekstrem yang terjadi di Jawa Timur saat ini. Oleh karena itu, upaya antisipasi sangat dibutuhkan, guna mencegah adanya kasus tambahan di kemudian hari.
“Gerakan menguras, menutup, dan mengubur (3M) merupakan cara ampuh untuk menekan angka penyebaran penyakit DBD,” terangnya.
Selain itu, upaya Dinkes Sampang untuk membunuh jentik nyamuk, salah satunya dengan pemberian abate kepada tiap rumah, melalui 14 Puskesmas di wilayahnya. “Sejauh ini penyebaran kasus DBD yang terjadi di Sampang, terbanyak ada di kawasan tengah Kabupaten Sampang,” tuturnya.
Rata-rata usia yang terjangkit DBD mulai dari usia 5 hingga 15 tahun. Sedangkan, jumlah terbanyak yang terkena penyakit DBD berasal dari wilayah Kecamatan Kedungdung, Sampang.
“Kasus tertinggi bukan di wilayah Sampang Kota, tetapi berada di kawasan tengah Kabupaten Sampang,” pungkasnya. (Alim/MH)