Alasan Keamanan, Panitia dan Kotak Suara Desa Banyoneng Laok Diamankan

Pilkades Serentak Bangkalan

Panitia dan kotak suara Pilkades banyoneng laok geger bangkalan
Petugas saat mengamankan kotak suara Pilkades Banyoneng Laok, Kecamatan Geger, Bangkalan. (Foto: Romi/MID)

maduraindepth.com – Kisruh pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Banyoneng Laok, Kecamatan Geger, Bangkalan mengakibatkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dan Kepolisian mengamankan panitia dan kotak suara. Hal itu demi keamanan pelaksanaan Pilkades di desa tersebut.

Diketahui, kisruh Pilkades di Banyoneng Laok itu dimulai saat proses penghitungan surat suara masih berlangsung, kemudian muncul banyak protes dari warga, yang diduga pendukung Kepala Desa (Kades) lama. Protes dilakukan karena tidak puas dengan proses penghitungan suara tersebut. Bahkan dari informasi yang beredar, sejumlah panitia di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di sandera warga setempat.

Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya membantah, adanya penyanderaan terhadap panitia Pilkades. Menurutnya hal itu hanya miskomunikasi antar warga.

“Tidak ada penyanderaan, hanya terjadi miskomunikasi, mungkin warga tidak tahu aturannya hingga terjadi miskomunikasi,” tuturnya, Jumat (12/5).

Kata Febri, untuk menetralisir Desa Banyoneng Laok, panitia dan kotak suara di amankan oleh pihaknya. Hingga saat ini di desa tersebut belum ditetapkan pemenang dari Pilkades.

“Kotak suara dan panitia dievakuasi. Itu yang bisa kita lakukan untuk menetralisir kondisi disana. Alhamdullah kondisi di lokasi sudah aman,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Bupati Bangkalan, Mohni menyampaikan, bahwa pihaknya sempat mengupayakan mediasi kedua belah pihak Cakades di lokasi. Namun ada salah satu dari kedua belah pihak tersebut tidak mau hadir dalam mediasi.

Baca juga:  Jalan di Palengaan Pamekasan Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Tanam Pohon Pisang

“Tidak ada hasil dari mediasi tersebut. Karena satunya tidak mau datang. Kami juga sudah dua kali kerumah salah satu itu, ya tetap tidak mau datang untuk mediasi,” jelasnya.

Langkah selanjutnya, Mohni mengatakan bahwa akan mengadakan rapat dengan Forkompinda. Menurutnya di Desa Banyoneng Laok itu penghitungan suara belum sampai selesai.

“Ya belum sampai selesai, yaa makanya kami ingin bertemu dengan kedua belah pihak, namun belum berhasil. Kalau masalah di sekap itu sebenarnya itu bukan di sekap, namun panitia tidak pulang karena takut. Takut karena kotak suara masih disitu. Ya kuncinya di kotak suara itu,” pungkasnya. (RM/*)

Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto