Tradisi Ojhung Bukot, Kearifan Lokal Sumenep untuk Jaga Kerukunan Warga

Tradisi ojhung bukot rubaru sumenep
Pagelaran tradisi Ojhung Bukot, Desa Bunbarat, Kecamatan Rubaru, Sumenep. (Foto: Arif/MID)

maduraindepth.com – Tradisi ini bernama Ojhung Bukot. Tradisi yang menjadi simbol kearifan lokal sekaligus sarana menjaga kerukunan warga desa di Kabupaten Sumenep, Madura.

Tradisi Ojhung Bukot ini merupakan kegiatan rokat dhisa (ritual desa) yang biasa digelar di Desa Bunbarat, Kecamatan Rubaru, Sumenep. Warisan nenek moyang yang memiliki tujuan mulia untuk meminimalisir konflik di tengah masyarakat.

banner 728x90

Pagelaran ini menjadi agenda tahunan yang berlangsung selama tujuh pekan. Pelaksanaan diawali pada Jum’at Manis di bulan Jumadil Awal, atau saat hujan pertama di musim penghujan.

Menariknya, para petarung mengenakan perlengkepan pelindung (bukot) dengan aturan ketat. Salah satunya, dilarang memukul kepala dan harus menjaga posisi kaki kanak tetap berada di depan. Sementara pemenang, ditentukan jika berhasil memukul tangan kanan lawan.

Salah satu Pelestari Ojhung Bukot, Ainur Rahman mengatakan, bahwa tradisi ini telah berlangsung hingga generasi ke 9. Tidak hanya mempertahankan warisan leluhur, tetapi tradisi ini juga mencerminkan kebersamaan dan semangat sportifitas masyarakat.

“Ojhung Bukot layak menjadi ikon budaya Madura yang tidak hanya dirayakan. Tapi juga diapresiasi oleh masyarakat luas,” ucapnya, Sabtu (18/1/2025). (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *