Warga Pamekasan Lakukan Salat Gaib Doakan Peserta yang Gugur Diaksi 22 Mei

Warga Pamekasan salat gaib berjamaah di depan Kantor DPRD Pamekasan.

maduraindepth.com – Warga Pamekasan bersatu berkumpul di depan Kantor DPRD Pamekasan, Jumat (31/5). Mereka melakun salat gaib, bertahlil, dan mendoakan peserta yang gugur diaksi 22 Mei.

Aksi solidaritas tersebut diisi dengan tausiah kebangsaan oleh Hakam Mastuki. Dihadapan ratusan jamaah, Hakam menyampaikan situasi terkini kondisi bangsa. Tema besarnya bobroknya demokrasi pasca pemilu 2019.

Menurut Hakam, aksi 22 Mei merupakan aksi yang dijamin undang-undang. Klaimnya tidak ada masyarakat yang hadir berniat ingin menggulingkan pemerintah. Mereka hanya menuntut keadilan pemilu.

Akan tetapi, kata Hakam, niat tersebut urung, pasca terjadi bentrok antara peserta aksi dengan oknum aparat. Pertumpahan darah kian tak terbendung. Satu di antara kelompok saling mengklaim, baik di pihak polisi atau di peserta aksi.

Aksi di Jakarta, kata dia, mulanya berlangsung tertib. Aspirasi masyarakat tersampaikan. Namun peserta demo berubah panik setelah mendengar bunyi tembakan yang diluncurkan ke udara.

Hal tersebut membuat peserta demo terancam. Artinya ketika tembakan itu bunyikan ada ancaman yang harus diwaspadai. Padahal mereka tidak ada niat untuk membuat kegaduhan. Peserta demo adalah rakyat yang tidak ingin negaranya memelihara sikap ketidakadilan.

Tidak mungkin mereka mau memisahkan diri dari NKRI. Mereka ingin bersatu dengan Indonesia. Di sini, kita berkumpul bersatu, untuk berduka cita yang sedalam-dalamnya bagi saudara kita yang sudah gugur di medan juang 22 Mei,” kata Hakam.

Baca juga:  Rumah Laundry di Sumenep Terbakar, Ini Penyebabnya

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan pecah di Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Selasa (21/5) malam hingga Rabu (22/5) pagi, tak lama setelah unjuk rasa damai ribuan orang di depan Kantor Bawaslu.

Bentrok massa dan polisi yang berlangsung maraton selama tujuh jam lebih itu telah menimbulkan kerusakan dan korban di kedua belah pihak. Pelaku kerusuhan masih menjadi misteri yang tengah diusut oleh pihak kepolisian.

Polisi menyatakan pelaku kerusuhan bukan bagian dari massa yang berunjuk rasa di depan kantor Bawaslu, sejak Selasa siang. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut ribuan orang yang berunjuk rasa di Bawaslu itu menggelar aksi secara damai.

Menurut versi kepolisian, benih kerusuhan muncul setelah ratusan pemuda mendatangi kembali lokasi unjuk rasa. Massa tidak menggelar aksi, melainkan memprovokasi aparat. (NR/MI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto