maduraindepth.com – Soal kabar Wabah Corona yang semakin merajalela di Madura, santer terdengar hingga ke pulau seberang, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Banyak warga di perantauan prihatin dengan kondisi pulau Madura baru-baru ini dengan jumlah kasus terpapar Covid-19 yang semakin tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Salah satu tokoh Madura yang ada di Mataram, Lombok Barat, NTB, Ustad Nuzulul Umam menyampaikan bahwa corona benar adanya. Namun sebagian masyarakat terkadang menyepelekannya. Bahkan ironisnya sampai ada warga yang berargumen bahwa corona merupakan sebuah akal-akalan dari oknum.
“Kami selaku warga Madura yang ada di Lombok, NTB, ikut prihatin dengan kondisi wabah Corona saat ini yang terjadi di Madura tercinta,” ujar ustad asal Kecamatan Modung, Bangkalan, Madura itu.
Dengan menggunakan bahasa Madura, ia mengajak masyarakat di Pulau Garam untuk bersabar dan terus waspada. Karena menurutnya, virus Corona ini benar adanya, bukan hanya isu belaka.
“Ngireng, dha’ tan-tretan sadhajah se bada neng Madureh, Corona panikah ongghu-ongghu bada, toreh pasabber tor teros waspada,” ajaknya dengan bahasa Madura.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mujibiyah Mataram ini, juga menyayangkan beberapa poster atau selebaran yang viral di jejaring sosial akhir-akhir ini, tentang seruan aksi turun jalan bagi warga Madura dengan menolak keras tindak diskriminasi terhadap warga Madura, terkait penyekatan di jalur jembatan Suramadu.
“Jika memang aksi tersebut benar terjadi, kami selaku warga Madura yang ada di perantauan sangat kecewa, karena menurut kami, penyekatan tersebut dilakukan atas dasar untuk memutus mata rantai Covid-19, bukan malah manjadi diskriminasi terhadap warga Madura,” akunya.
Kemudian, sesepuh Ikatan Keluarga-Warga Madura, (IKWM) Lombok ini, pagi tadi sempat menonton video yang diduga pengrusakan Posko Covid -19 yang terjadi di ruas jembatan Suramadu.
“Terkait video pengrusakan posko seperti yang tersebar di medsos tadi pagi, jika itu benar-benar terjadi di Suramadu, kami sangat menyayangkan aksi anarkis itu. Kita harus sabar dan harus bisa meredam amarah, karena pandemi ini bukan hanya terjadi di Madura saja, semua sama di mana pun,” pungkasnya. (Naff/MH)