banner 728x90

Perwakilan Lintas Elemen Bahas Kolaborasi Multistakeholder dalam Kebijakan RTH di Sumenep

Penelitian rth sumenep
Foto bersama narasumber dan peserta FGD seputar penelitian kolaboratif tentang RTH di Unija. (Foto: IST)

maduraindepth.com – Dalam rangka memperkuat kebijakan pembangunan yang berkelanjutan, Universitas Wiraraja (Unija) melalui tim peneliti yang dipimpin Ida Syafriani mengadakan penelitian tentang tata ruang terbuka hijau (RTH). Sebagai awal dari penelitian tersebut, tim peneliti mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kolaborasi Multistakeholder dalam Kebijakan Tata Ruang Terbuka Hijau: Studi Perspektif Policy Partnership di Sumenep”, Kamis (24/7/2025).

Acara ini menghadirkan berbagai narasumber. Antara lain, perwakilan dari Bapeda, Dinas PUTR, DLH, kepala desa, kepala sekolah, OISCA, Pokmaswas, unsur perguruan tinggi, media, Perbankan, Peneliti, hingga DPRD Sumenep.

Kegiatan ini menjadi ruang diskusi penting bagi para pemangku kepentingan di Sumenep untuk mempertemukan berbagai perspektif dari pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, hingga sektor swasta. Terutama terkait upaya memperkuat kebijakan RTH di wilayah perkotaan dan pedesaan.

Dalam paparannya, Ida Syafriani, akademisi sekaligus pengamat kebijakan publik, menekankan pentingnya sinergi antar pihak dalam menciptakan tata ruang yang inklusif. “Kebijakan ruang terbuka hijau tidak bisa berjalan optimal jika dikerjakan sepihak. Diperlukan keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan, baik dari sektor pemerintah, swasta, maupun komunitas lokal,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia juga menyoroti tantangan implementasi di lapangan yang seringkali terkendala oleh tumpang tindih kewenangan dan minimnya komitmen anggaran. “Policy partnership menjadi kunci untuk membangun komitmen bersama dan menyatukan visi dalam pengelolaan RTH secara terpadu dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Baca juga:  Optimisme Indonesia Meningkat dalam Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi

Perlu diketahui, FGD ini juga membuka sesi dialog interaktif yang melibatkan peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari OPD terkait, pegiat lingkungan, akademisi, hingga masyarakat umum. Diskusi berjalan dinamis, dengan berbagai masukan untuk memperkuat peran kolaboratif dalam perencanaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kabupaten Sumenep.

Melalui FGD ini, diharapkan terbentuk langkah konkret menuju tata kelola ruang terbuka hijau yang lebih adil, berkelanjutan, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat lokal. (Aj/*)

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *