Pertahankan Tradisi, PP Al-Amien Prenduan Adakan Apel tahunan dan Parade Konsulat

Al Amien Parenduan
Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tijani, MA, memberikan sambutan dalam acara apel tahunan dan parade konsulat PP Al-Amien Prenduan, Sabtu (14/9). (Foto: Al-Amien for MI)

maduraindepth.com – Dalam rangka menjaga dan merawat tradisi, Pondok Pesantren (PP) Al-Amien Prenduan mengadakan acara apel tahunan dan parade konsulat. Kegiatan yang diselenggarakan pada Sabtu (14/9) itu diikuti oleh seluruh santri dan pengurus PP Al-Amien Prenduan.

Sebagai sebuah intitusi pendidikan berbasis pesantren, Al-Amien Prenduan selalu berusaha mempertahankan tradisi-tradisi yang telah diwariskan oleh para pendirinya. Hal tersebut disampaikan oleh Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tijani, MA.

“Dalam kesempatan ini, kita tak cukup hanya mengenang jasa para Almarhumin, tapi yang paling penting adalah menjaga, mempertahankan, serta mengembangkan semua warisan para almarhumin,” ungkapnya saat memberi sambutan didepan para santri.

Menurut dia, selama ini Al-Amien Prenduan selalu melakukan perbaikan-perbaikan demi terwujudnya cita-cita yang diharapkan. Dalam pidatonya, dia juga menyampaikan dengan tegas kepada seluruh komponen pondok pesantren Al-Amien Prenduan untuk selalu berbuat yang terbaik dalam segala hal.

(Foto: Al-Amien for MI)

Selain itu, dia juga berpesan agar seluruh komponen PP Al-Amien selalu mengingat sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan dengan baik. “Karena itu, semua santri dan santriwati, guru pondok pesantren Al-Amien Prenduan harus memahami sejarah pondok pesantren Al-Amien Prenduan ini, serta menghayati dengan benar kebijakan pimpinan dan pengasuh Al-Amien,” tegasnya.

Dia berharap, dengan memahami sejarah terbentuknya PP Al-Amien Prenduan, bisa meningkatkan kecintaan dan menjauhkan dari perpecahan.

Baca juga:  Jumlah Peristiwa Kebakaran di Bangkalan Meningkatkan

“Karena dengan hal ini, diharapkan tidak ada yang berpikir individual, tidak berpikir sektoral, tidak kontradiktif yang ujung-ujungnya memutus silaturahmi dan merugikan pondok ini,” tandasnya. (*/AJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *