maduraindepth.com – Minggu ini, Pemkab Sumenep bakal gelar kerapan sapi. Agenda tahunan ini rencananya dilaksanakan pada Ahad (15/9). Persiapan telah dilakukan, mulai dari monitoring lapangan, hingga meliburkan para pedagang yang membuka lapak sementara di dalam lapangan kerapan sapi.
“Alhamdulillah tidak ada kendala hambatan, sudah kami melakukan peninjauan lapangan. Meski ada los-los pasar sementara di dalam lapangan kerapan sapi, kami suruh meliburkan diri, karena terkait adanya kerapan sapi,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), Robi, setelah ditemui dikantornya oleh media maduraindepth.com, Jumat (13/9).
Acara kerapan sapi selain menjadi tradisi di Pulau Madura, khususnya Kabupaten Sumenep tentu juga sebagai penarik wisatawan dalam berkunjung kota keris ini.
“Karena ini tradisi tahunan, dan dimulai seleksinya dimulai dari tingkat kawedanan, jadi ada enam kawedanan. Dimulai sejak bulan Juli kemarin, secara berurutan dari kawedanan Kota, Ambunten, Bluto, Guluk-Guluk, dan Pulau Sapudi. Jadi tanggal 25 Agustus 2019 kemarin seleksi di Pulau Sapudi. Kemudian lanjut ditingkat Kabupaten, yang pelaksanaannya akan dilaksanakan Minggu, 15 September 2019 besok,” terangnya.
Untuk peserta sendiri, kata Robi, ada 36 pasang sapi yang akan ikut berlomba nantinya. “Perkawedanan kan ada enam, ada enam ex kawedanan, jadi ada golongan menang dan golongan kalah, masing-masing kan ada enam pasang. Ada 36 pasang sapi yang akan turun besok dalam kerapan sapi tingkat Kabupaten,” tutur dia.
Sementara, dominasi sapi sendiri dalam acara tersebut harus murni sapi lokal untuk dilombakan. “Yang jelas pesertanya adalah sapi dari lokal Kabupaten Sumenep, karena di tata tertib sudah diatur bahwa tidak boleh ada sapi dari luar Kabupaten Sumenep,” terangnya.
Tak lupa, para undangan yang akan hadir dalam pagelaran itu meliputi seluruh Pejabat daerah beserta element masyarakat.
“Insyaallah undangan yang hadir yakni Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), semua pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk juga Camat ex kawedanan, selaku pelaksana ditingkat kawedanan,” jelasnya.
Selain itu, tujuan utama diadakannya pagelaran tahunan tersebut tak lain demi melestarikan tradisi kebudayaan kerapan sapi. “Tentu pasti untuk melestarikan tradisi kerapan sapi turun temurun dari nenek moyang, dan amanah UU no 5 tahun 2017 tentang kemajuan kebudayaan,” kata Robi.
Ditanya soal dimajukannya lomba kerapan sapi yang sebelumnya ditetapkan pada tanggal 22 September 2019, Robi, menerangkan jika hal itu telah dipertimbangkan oleh segenap tim pelaksana.
“Itu murni pertimbangan teknis, karena di Sumenep kesulitan joki. Kebanyakan joki dipakai oleh para pemilik sapi dari Kabupaten Pamekasan. Sehingga secara teknis, atas permintaan paguyuban dan pemilik sapi itu, minta waktunya tidak berbarengan dengan Pamakesan, sehingga alternatif itu kita tetapkan untuk maju di tanggal 15 dan bareng sama Kabupaten Sampang. Murni pertimbangan teknis, dan tidak ada tendensi lain,” beber dia.
Sekedar diketahui, hari Sabtu 14 September 2019 besok akan dilakukan technical meeting, tepatnya di Aula Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Sumenep, dan mendatangkan sebanyak 36 orang, termasuk pengurus paguyuban kurang 50 orang, dan petugas keamanan dari pihak aparat Kepolisian Resort (Polres), Komando Militer (Kodim), Dinas Perhubungan (Dishub), dan lain-lain. (MR/AJ)