Muzayyin Bisa Raup Cuan Melalui Petis Ikan Cakalang “BEM’S” Khas Mandangin

Petis Mandangin
Muzayyin pemuda asal Mandangin saat menawarkan produknya ke warga. (FOTO: Alimuddin/MI)

maduraindepth.com – Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat Muzayyin untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Pemuda asal Desa Pulau Mandangin, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang itu memanfaatkan potensi kuliner yang ada di desanya.

Saat ini, ia sedang mengembangkan usaha kuliner Petis Ikan Cakalang “BEM’S” khas Mandangin. Kuliner ini dikembangkan kembali dari hasil produksi warga setempat.

banner auto

Merek dagang “BEM’S” yang tertulis pada kemasan petis itu sebenarnya diambil dari nama panggilannya di lapangan. Sedangkan kata khas Mandangin diambil dari nama desanya. Tujuan pemberian nama itu untuk mengenalkan kuliner dan ikon mata pencaharian warga setempat yang mayoritas adalah nelayan.

Tak heran jika olahan petis ikan cakalang ini diburu oleh semua orang. Di samping rasanya yang kental dengan rasa ikan, juga tanpa campuran bahan adiktif. Olahannya yang masih tradisional, membuat kuliner yang satu ini menjadi primadona bagi warga lokal dan luar Mandangin.

Muzayyin bercerita bahwa bisnis ini bermula saat dirinya melihat warga penjual petis ikan yang hanya mengandalkan pemasaran secara sederhana. Yakni dengan cara berjualan di rumah dan melalui door to door.

Diketahui, Desa Mandangin memang dikenal sebagai salah satu sentra desa Nelayan terbesar di Kabupaten Sampang.

“Jadi waktu itu ceritanya saya melihat orang lagi jualan petis ikan, kemudian saya berfikir kalau cara pemasaran dan kemasannya hanya sederhana dan biasa-biasa saja pastinya jumlah penjualannya sedikit, apalagi kalau hanya di lingkup Mandangin,” ujarnya pada maduraindepth.com, Sabtu (4/9) lalu.

Baca juga:  Lion Air Buka Rute Kendari-Surabaya PP Mulai Hari Ini, Berikut Jadwal Penerbangan
Penjualan Hingga Luar Sampang
Petis mandangin
Produk Petis Ikan Cakalang BEM’S Khas Gili Mandangin, Sampang. (FOTO: Alimuddin/MI)

Muzayyin bilang, inspirasi mengembangkan karya kuliner seperti petis ikan cakalang ini juga berawal dari keinginannya untuk memperkenalkan kekayaan sumber daya alam di Mandangin kepada masyarakat luar. Ia mengaku mengawali kecintaannya terhadap kearifan lokal lebih mendalam. Berangkat dari sana, ia pun kepincut membawa kuliner khas Mandangin tersebut lebih luas.

Lazimnya, pedagang tradisional mengemas petis ikan cakalang dengan kemasan yang sederhana, yaitu hanya dikemas dengan kemasan kecil tanpa merek dan kantong kresek. Kemudian ia sulap dengan kemasan yang lebih menarik menggunakan box plastik dan ditambahi merek dagangnya.

Satu kemasan Petis Ikan Cakalang “BEM’S” khas Mandangin dibanderol Rp 15 ribu sampai Rp 35 ribu per box. “Awal-awal itu kisaran ada 20 box aja, untuk saat ini saya sudah menjual sekitar 100 box,” kata Muzayyin.

Konsumen yang membeli produknya tersebut berasal dari berbagai daerah. Mulai dari Sampang, Probolinggo, Malang hingga Jakarta.

Ia menarget, pemasaran di luar daerah bisa lebih tinggi. Melalui strategi ini, produk lokal Mandangin bisa dikenal.

“Tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal melalui pemberdayaan kuliner petis ikan Cakalang khas Mandangin ini,” ungkapnya.

Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, Muzayyin memanfaatkan media sosial sebagai media promosi, seperti Facebook, WhatsApp, Instagram dan YouTube. Saya semangat karena ini salah satu kuliner yang menjadi ikon oleh-oleh Desa Mandangin,” pungkasnya. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto