Masyarakat Enggan ke Puskesmas Takut Divonis Corona, Pasien Rawat Inap Turun Drastis

Masyarakat Takut ke Puskesmas Takut Corona
Salah satu Puskesmas di Sampang saat memberikan perawatan rawat inap. (Foto: RIF/MI)

maduraindepth.com – Selama pandemi COVID-19 beberapa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kota Bahari sempat dilakukan penutupan sementara. Saat ini, beberapa Puskesmas mengalami penurunan jumlah pasien sekitar 50 persen bahkan lebih.

Tak hanya itu, beberapa kalangan masyarakat masih mengalami trauma untuk melakukan cek kesehatan di Puskesmas. Salah satunya di Puskesmas Tanjung yang saat ini mengalami penurunan jumlah pasien hingga 50 persen.

Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Tanjung, dr. Hurin menuturkan, menurunnya jumlah pasien di Puskesmas karena terdampak pandemi COVID-19. Sehingga sampai saat ini warga masih mengalami trauma karena hawatir terpapar virus Corona.

“Tingkat penurunan pasien hingga 50 persen bahkan lebih, khususnya pasien rawat inap. Mereka hawatir akan divonis COVID-19,” terangnya.

Menurutnya, di masa pandemi masyarakat kebanyakan takut untuk dirawat inap. Sementara pihak Puskesmas harus tetap meningkatkan mutu pelayanan dan mengedepankan keselamatan pasien dan petugas kesehata.

“Kami selalu memberikan pelayanan sesuai standar di Puskesmas, kalau tidak bisa dilayani di Puskesmas ya dirujuk,” ucapnya.

Diakuinya, Puskesmas Tanjung tidak memiliki ruang isolasi untuk pasien-pasien yang terindikasi COVID-19. Sehingga jika ada pasien yang terpapar virus Corona harus dirujuk.

“Ini yang kadang membuat pasien sekarang ini enggan rawat inap di Puskesmas, mereka takut dirujuk,” pungkasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Puskesmas Kedungdung, Zahruddin. Menurutnya, akibat pandemi COVID-19 jumlah pengunjung dan pasien rawat inap menurun.

Baca juga:  5 Titik Pos Kesehatan di Bangkalan pada Tahun Baru 2023

“Tapi kami tidak hanya nunggu bola, kami tetap memberikan maksimal dengan cara jemput bola. Dalam artian, kami memberikan layanan kepada pasien yang tidak bisa berkunjung ke Puskesmas dengan cara mendatangi pasien ke rumahnya, apabila perlu dilakukan rawat inap ya kami bawa ke Puskesmas,” katanya.

Puskesmas merupakan dua pertiganya adalah promosi dan preventif. Sehingga pihaknya tidak mengandalkan pasien rawat inap.

“Bagi Puskesmas Kedungdung penurunan pasien di rawat inap tak jadi masalah. Justru kami berharap kunjungan kami ke desa-desa berharap tidak untuk orang sakit, akan tetapi bagaimana mereka bisa melakukan konsultasi,” pungkasnya.

Terpisah, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang Agus mulyadi membenarkan adanya penurunan pasien rawat inap di sejumlah Puskesmas. Menurutnya, semua itu lantaran dampak dari pandemi COVID-19.

“Dampak pandemi pasti berakibat kepada kunjungan ke puskesmas, masyarakat merasa khawatir terpapar COVID-19,” terangnya.

Dikatakannya, saat ini yang terpenting adalah upaya Puskesmas untuk melindungi tenaga kesehatan agar tidak terpapar COVID-19.

“Terkait dengan kunjungan pelayanan bermutu harus ditingkatkan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan,” himbaunya. (RIF/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto