maduraindepth.com – Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Madura (Persam) menggunakan mobil carry, sebagai alat transportasi utama untuk mengikuti turnamen Piala Menpora 2023 yang berlangsung di Jakarta, sejak 25 hingga 27 November 2023. Alasan mereka menggunakan mobil carry guna menutupi anggaran. Pasalnya, para atlet difabel ini mengikuti turnamen dengan cara patungan.
Hal itu disampaikan Ketua Persam sekaligus pemilik mobil carry, Dimas. Ia mengatakan, bahwa setiap mengikuti turnamen ke luar Madura selalu menggunakan mobil pribadi. Bahkan, mereka mengisi BBM menggunakan uang patungan.
“Kami sudah biasa pakai mobil carry untuk kepentingan Persam guna meminimalisir anggaran, apalagi setiap pergi ke luar Jawa menghabisi Rp 300 ribu khusus biaya bensin,” katanya, Selasa (28/11).
Dikatakan, mobil carry yang dipakai hanya bisa memuat sembilan orang. Sementara anggota Persam sekitar 20 anggota. Sehingga, dengan rasa terpaksa tetap dimuat agar semua bisa ikut ke acara turnamen.
“Seperti biasa, meski berdesakan kami tetap nikmati, di dalam mobil tidak hanya berisi orang tetapi juga ada barang-barang milik anggota,” ucap Dimas.
Ia mengaku, selama perjalanan pernah mengalami kendala. Di mana ban mobil pecah, sehingga para atlet terpksa harus menunggu saat perjalanan menuju lokasi turnamen.
“Mobil ini dipakai hanya pada saat ada turnamen, dan tidak digunakan narik penumpang hanya ditaruh di rumah saja,” imbuhnya.
Dipanggil Timnas Ikuti Artalive Challenge Cup 2023
Sementara itu, Manajer Persam M. Khoirul Umam mengaku bangga dan bersyukur. Pasalnya sejumlah turnamen pernah diraih Persam meski tanpa ada dorongan biaya dari pemrintah dan swasta. Bahkan, sebagian anggota Persam pernah dipanggil Timnas Indonesia di ajang Artalive Challenge Cup – Piala ACC 2023.
“Tahun ini kami kembali jadi juara di Piala Menpora 2023, kami terus membuktikan ke Madura, bahwa teman-teman difabel ini layak jadi bintang,” tegasnya.
Meski dalam kondisi keuangan yang minim, pihaknya selalu menekankan agar teman-teman Persam terus berjuang saat mengikuti turnamen. Hal itu digunakan untuk membawa nama harum Madura di kancah nasional.
“Meski anggaran minim, kita usahakan tetap berangkat. Bahkan kami sempat mau gadaikan sepeda motor, tetapi akhirnya tidak jadi. Mereka juga pakai mobil carry pribadi sebagai alat transportasi utama ketika datang ke acara di luar Madura, maka prestasi ini kami persembahkan untuk Madura,” tutur Hoirul.
Dengan prestasi itu, kata Hoirul, ke depan Persam bisa lebih banyak merangkul kelompok difabel yang ada di Madura. Sebab, saat ini total anggotanya masih berjumlah sekitar 20 orang saja.
“Kami harpakan Persam ini lebih banyak lagi anggota difabel, kalau bisa ratusan sehingga bisa menampung difabel yang memiliki kemampuan untuk berprestasi demi nama Madura,” harapnya. (Alim/MH)