maduraindepth.com – Peringatan Isra Mikraj jatuh pada tanggal 27 Rajab atau Rabu (3/4/2019). Tentu banyak umat Islam yang tahu bahwa peristiwa itu menjadi perjalanan Nabi Muhammad untuk umatnya ketika mendapatkan perintah salat dari Allah SWT.
Kalimat pembuka tersebut menjadi mukaddimah awal saat reporter Maduraindepth meminta pandangan seputar Isra Mikraj kepada Pengasuh Ponpes Nurus Sholah Kiai Muhammad Zaini Syafiuddin dikediamannya di Dusun Batulabang Desa Akkor Kecamatan Palengaan pada Rabu (3/4/2019).
Menurut Kiai Zaini, Isra Mikraj bagian dari sejarah religi Nabi Muhammad mendapat perintah salat. Dari itu disimpulkan Isra Mikraj bisa merupakan refleksi dan fenomena sejarah salat.
“Memperingati Isra Mikraj sama halnya memperingati hari ulang tahun dicetusnya salat lima waktu,” kata Kiai Zaini.
Kiai Zaini menyampaikan, risalah sejarah salat dimulai ketika Nabi Muhammad berisra. Pada saat perjalanan dari Masjid Alharam Makkah ke Masjid Alaqsa Palestina, nabi melakukan salat hingga lima kali.
Sehingga, katanya, salat sangat penting di dalam kehidupan. Bahkan diwajibkan. Itu sebabnya perjalan hidup manusia di dunia sudah tergambar langsung dalam Isra Nabi Muhammad.
“Yang penting untuk umat Islam itu adalah salat. Dengan Isra Mikraj bagaimana kita bisa mengoreksi salat sesuai dengan contoh yang sudah dijalankan Rasulullah. Karena salat dasar utama dari tiang agama, jadi kalau agama tidak dipondasi dengan salat maka tidak akan tegak,” ujarnya.
Di sisi umum, Kiai Zaini juga menyampaikan hikmah lain dibalik peristiwa Isra Mikraj. Sebelum peristiwa Isra Mikraj, Nabi Muhammad dilanda musibah wafatnya dua pengikutnya yakni Sayyina Khadija dan Ali Bin Abu Tholib.
“Saat itu Rasulullah dalam keadaan susah, kemudian diperintahkan Allah untuk berwisata dari Masjid Alharam Makkah ke Masjid Alaqsa Palestina,” ungkapnya.
Dia menyatakan fenomena Isra Mikraj sebagai tanda bahwa Muhammad bakal menjadi pemimpin dunia akhirat. Itu sudah diisyaratkan oleh Allah akan menerima perintah salat lima waktu. Dari perjalanan itu sudah menjadi gambaran bahwa Isra Mikraj harus wajib diyakini dan diimankan. (ek/ns)