maduraindepth.com – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sampang menggelar Kompetisi Sains Madrasah (KSM) untuk satuan pendidikan, mulai dari MI, MTs, MA/sederajat se Kota Bahari. Kompetisi bidang sains itu digelar sesuai perintah dari Kemenag RI. Tujuannya, agar melahirkan calon ilmuan muslim yang hebat.
Kepala Kantor Kemenag Sampang, Abdul Wafi menyebut, KSM adalah ajang berkompetisi dalam bidang sains yang diselenggarakan oleh Kemenag RI. Ajang itu dibuka untuk satuan pendidikan yang berada dibawah naungan Kemenag, seperti MI, MTs, MA/sederajat.
“KSM adalah ajang milik madrasah yang harus dijaga. Kita tidak boleh lengah dan meninggalkan KSM ini. Siapa pun pesertanya maka harus menjadi milik madrasah. Karena KSM ini bukan hanya diikuti oleh madrasah saja tapi juga sekolah-sekolah umum,” ungkapnya, Ahad (9/7).
Dia menyarankan kepada kepala madrasah, pengawas, dan guru mata pelajaran agar lebih serius membimbing siswa, serta mengikuti KSM setiap tahunnya. Sebab, dari kegiatan ini bisa melihat mutu dan kualitas para siswa hingga para guru.
“Kepala madrasah, pengawas dan guru pengampu mapel untuk serius membimbing, mendampingi, mengawal siswa. Dari situ akan terlihat mutu kepala madrasah, pengawas, dan guru bahkan kepala seksi Pendma,” kata Abdul Wafi.
Dari kegiatan tersebut, pihaknya berharap KSM tahun ini dapat menghasilkan siswa yang berkualitas. Sehingga dapat membawa nama harum Kemenag Sampang maupun Kabupaten Sampang di tingkat nasional.
“Semoga melahirkan peserta sebagai calon-calon ilmuwan muslim, bisa mengungkap beberapa kaidah keilmuan yang ada dalam Al Qur’an. Kemudian diintegrasikan dengan pikiran dan keilmuan,” ucapnya.
Sementara, Kasi Pendma Kemenag Sampang, Wahyu Hidayat mengatakan, saat ini sedang berlangsung kegiatan KSM tingkat Kabupaten di jenjang MTs yang ditempatkan di MTsN 1 Sampang. Kompetisi diikuti oleh perwakilan siswa MTs se Kabupaten Sampang dengan total sebanyak 345 siswa.
“Alhamdulillah berkat dukungan dan kerjasama semua pihak, kegiatan ini berjalan lancar tanpa kendala. Para peserta terlihat semangat dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan bagus,” jelasnya.
Kata Wahyu, hal terpenting pada kegiatan ini bukan hanya pada adu kecerdasan semata. Namun, lebih menekankan pada penanaman nilai (Investment of value). Poinnya, bagaimana guru mendidik siswa, agar menjadi kompetitor yang baik, sportif, pantang menyerah, mandiri dan bertanggung jawab.
“Nilai positif itu akan menjadi bekal bagi siswa kelak, setelah mereka menjadi pelaku sejarah pada masanya,” pungkasnya. (Alim/*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini
