maduraindepth.com – Meski tinggal di wilayah perkotaan Sampang, Madura, siapa sangka Nenek Mina yang lanjut usia tinggal sebatang kara di gubuk kecilnya di Kampung Madegan, kelurahan Polagan. Untuk menyambung hidup, Nenek Mina hanya mengandalkan belas kasihan dari para tetangganya. Gubuk yang ditempati pun merupakan milik orang lain.
Mendengar ada warganya yang hidup di bawah garis kemiskinan, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi berkunjung ke gubuk kecilnya, Rabu (6/5). Orang nomor satu di Sampang ini pun terenyuh melihat ada warganya yang tinggal di kota namun hidup sebatang kara di gubuk kecil.
Saat H. Idi, sapaan akrabnya, menyampaikan akan membangun tempat tinggalnya melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), si Nenek pun enggan menerimanya.
“Ampon pak, nekah benni gheduwen kauleh, (sudah pak, ini (rumah) bukan punya saya,” ucap Nenek Mina dengan nada lirih.
Bupati Sampang H. Slamet Junaidi kemudian memerintahkan RT dan Lurah setempat agar nenek Mina diusulkan mendapatkan Bantuan Sosial yang berdampak pada kebutuhan hidupnya agar tercukupi.
“Mendengar kisahnya bahwa beliau hidup dengan uluran tangan tetangga sangat miris, padahal rumahnya masih berada di perkotaan. Kita berikan bantuan agar kedepan kebutuhannya tercukupi,” ucap H. Idi.
Bupati berharap peran Lurah beserta Kepala Desa sangat vital untuk menyisir warga yang kurang mampu di daerahnya supaya diusulkan bantuan sosial dari Pemerintah.
“Sosok seperti Nenek Mina ini yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan, beliau benar-benar tidak mampu,” pungkasnya. (RIF/AW)