FPRB: Selangkah Lagi Sampang Bebas Sampah Setelah Uji Paving di Poltera

FPRB Sampang
Jajaran FPRB dan DLH Sampang saat gelar pertemuan dengan Poltera beberapa waktu yang lalu. (FOTO: Zubaidi for MiD)

maduraindepth.com – Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sampang terus bergerak dalam upaya mengurangi sampah di Kota Bahari. Sala satunya dengan cata mengolah sampah anorganik menjadi paving.

Namun, dalam gerakan itu FPRB melibatkan pentahelix. Mulai dari unsur pemerintahan hingga Perguruan tinggi Politeknik Negeri Madura (Poltera).

Komitmen itu semakin nyata, setalah jajaran FPRB Sampang mendatangi kampus Poltera guna membahas isu-isu kebencanaan di Kota Bahari. Dalam diskusi, yang menjadi fokus pembahasan adalah tentang mengolah sampah menjadi paving, serta mengolah panen air hujan.

Selang beberapa hari setalah FPRB Sampang mendatangi Poltera dan menyerahkan data, pihak Kampus mengkaji dan langsung melakukan uji sampah dijadikan paving. Ternyata hasilnya sesuai dengan harapan.

“Mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI 03-0961-1996) tentang Bata Beton (Paving Block) hasil uji spesimen, spesimen setara dengan mutu C yang dapat digunakan untuk pejalan kaki,” ucap Akhmad Arif Kurdianto, Wakil Direktur III Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi Poltera, Selasa (20/6).

Menurutnya, proses pengujian sampah anorganik menjadi paving itu menggunakan mekanisme uji bending yang tersedia di lab Poltera. Sementara prosesnya dilakukan dengan memberikan tekanan pada spesimen uji.

“Pengujiannya dilaksanakan hanya butuh waktu satu hari dengan enam kali percobaan,” terangnya, saat dikonfirmasi.

Menanggapi hal itu, Ketua FPRB Sampang, Moh. Hasan Jailani bersyukur dan berterima kasih, atas kepercayaan dan kerjasama mengurangi risiko bencana di Sampang.

Baca juga:  Pentahelix, Gelar Rapat Bersama Persiapan Penanaman Mangrove di Sampang

Lelaki yang akrab disapa Treran Mamak itu membenarkan, jika sebelumnya telah melakukan pembahasan dengan pihak Poltera bersama DLH, tentang problematika sampah serta panen air hujan di sampang.

“Kami bicara soal data dan kajian, dan hasilnya mendapat respon positif dari pihak Poltera,” ucapnya.

Dari hasil pembicaraan itu, tinggal hitungan hari akan dilakukan penandatangan MoU tentang mengatasi sampah di Sampang. “Sampah ini masalah bersama, selama ada makhluk hidup sampah akan tetap ada,” katanya.

Sebab itu, pihaknya mencari solusi untuk menjaga kelestarian alam. Setalah langkah ini berhasil, selanjutnya akan menjaring pengusaha lokal untuk bersinergi mengurangi sampah.

“Isu-isu kebencanaan harus disikapi secara bersama, ini langkah kecil dengan harapan rajut pentahelixnya lebih dahsyat,” tegas Treran Mamak.

Jajaran FPRB berterima kasih atas kerjasam dan kesadaran yang sama. Respon poltera dirasa menjadi angin segar untuk terus melangkah mengurangi risiko bencana di sampang.

“Kami terus melakukan kerjasama, terkait apa yang ditimbulkan permasalahan, kemudian kita cari solusi bersama untuk kelestarian alam,” pungkasnya. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto