maduraindepth.com – Barisan Santri Gamis Putih, Barisan Wali Songo dan Barisan Sakera dari Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam menghiasi sepanjang jalan raya Torjun, Sampang, Jumat, (7/10). Para santri mengikuti gelaran kirab dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 Hijriyah.
Barisan-barisan itu merupakan para santri Ponpes Darussalam Torjun dari berbagai tingkatan. Mulai dari TK, MI, MTs, SMK dan Tahfid Al-Quran. Para kaum sarungan itu berjalan menuju lokasi Ponpes Darussalam sembari melantunkan tembang-tembang shalawat diiringi musik banjari dari Al-Muhibbin Ponpes Darussalam dan Grup Seni Hadrah Rebbana dari Kedungdung, Sampang.
Setiba di halaman Pesantren, ratusan santri disambut Pengasuh Ponpes Darussalam KH Muhammad Aunul Abied Shah dan panitia. Setelahnya, para santri bergegas mengambil posisi berbaris untuk membacakan Syarafal Anam sebagai bagian peringatan kelahiran junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW.
Sebelum itu, KH Muhammad menyampaikan amanat dari orang tua dan kyai-kyai sepuh Ponpes Darussalam kepada para santri, bahwa santri berada di pesantren untuk belajar. Juga, memperdalam ilmu Agama, mengenal perjuangan Rasulullah dan sunnah-sunnah Rasul.
“Ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Jadi kita harus mengenal Kanjeng Nabi untuk mencintai. Kalau kita tidak cinta padanya, bagaimana kita bisa mendapat syafaatnya,” tutur putra KH Dover itu.
Dalam memperingati Maulid Nabi, lanjut salah satu Tokoh NU di Kecamatan Torjun tersebut, merupakan sebagai salah satu tanda dalam mencintai pemimpin umat Islam. Maka dari itu, KH Muhammad mengajak para santri agar belajar mengenal sosok Nabi Muhammad SAW.
Semarak Ponpes Darussalam Bershalawat di Malam Peringatan Maulid Nabi
Pada malam harinya, Ponpes Darussalam menggelar Darussalam Bersholawat. Hadir dalam acara tersebut, beberapa tokoh masyarakat, wali santri, Eks Kepala Desa Torjun Arbain, dan PJ Kepala Desa Torjun Moh Fadil.
Dalam sambutannya, KH Mohammad mengucapkan terima kepada seluruh pihak yang telah terlibat dan membantu pelaksanaan Darussalam Bersholawat. “Kami di sini hanya ingin mendekatkan santri dan masyarakat dengan Kanjeng Nabi,” ucapnya.
Selain itu, Lanjut KH Muhammad, pihaknya ingin menghidupkan kembali tradisi-tradisi yang sudah ada sejak dahulu. Seperti kesenian musik hadrah klasik. “Dari sini kita memberikan contoh agar kita kembali mengikuti gaya lama dan kembali melestarikannya. Seperti banjari gaya lama dengan jumlah anggota empat puluh orang dan Dzikiir Zamman yang saat ini sudah mulai sirna. Semoga ditahun depan kita bisa menampilkan banjari gaya lama dan Zamman,” pungkasnya. (RIF/*)