maduraindepth.com – Komplotan begal yang sering beraksi di kawasan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berhasil diringkus petugas kepolisian resort (Polres) Bangkalan, Madura. Salah satu tersangkanya adalah Moh. Sihon (27) pria asal Desa Labang, Kecamatan Labang, Bangkalan yang kesehariannya bekerja sebagai Satpam kampus.
“Ternyata jaringan mereka ini ada pemetik, pengambil, pelaku dan penadah. Mohon maaf, ini harus kami ungkapkan. Salah satu penadah dari komplotan begal ini adalah salah satu pekerja di UTM yang kesehariannya sebagai satpam,” ungkap Kabid Humas Polda Jatim, Kombes. Pol Franz Barung Mangera kepada awak media saat konferensi pers, Selasa (16/7/2019).
Dijelaskan Barung, dari rumah Moh. Sihon petugas berhasil menemukan belasan STNK, 6 unit sepeda motor dan beberapa plat nomor kendaraan.
“Moh Sihon ini yang menadah semua hasil pembegalan komplotan ini. Di rumahnya, kami dapatkan belasan surat STNK dan enam sepeda motor serta beberapa plat nomor,” terangnya.
Dari keterangan Moh Sihon polisi berhasil membongkar satu persatu komplotan begal. Salah satunya Heru Irawan yang sudah ditangkap dan dua pelaku begal yang saat ini masih buron (DPO).
“Heru ini yang melakukan pencurian dengan kekerasan atau begal dan masih ada dua orang lagi yang masih DPO. Nama itu akan kami berikan supaya dipublikasikan ke publik,” jelas Barung.
Sementara itu, Rektor UTM Moh Syarif menyampaikan, pihaknya tak segan untuk memecat oknum satpam yang menjadi penadah komplotan begal tersebut. Sebab menurut dia, pihaknya memiliki SOP sendiri.
“Kalau masalah keterlibatan kami punya SOP juga, kalau terbukti kita pecat. Itu saya kira hal yang standart kami lakukan,” ujarnya.
Moh. Syarif menambahkan, dirinya sudah meminta bagian penanggung jawab security di internal kampusnya untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap satpam UTM.
“Kita juga sudah meminta pelaksana security untuk mengevaluasi semua, karena ini bagian penting bagi internal kami karena ternyata ada salah satu dari internal kami yang bekerja sama dengan pelaku. Saya kira kami tegas karena ada SOP nya,” tegasnya.
Satpam yang terjerat kasus komplotan begal kata Moh Syarif, sudah bekerja selama 5 tahun di UTM. Hal itu ia ketahui setelah mempelajari profil satpam kampusnya tersebut.
“Yang bersangkutan sudah lima tahun bekerja di kampus. Dan ini kejadian diluar kemampuan kami, semoga kedepan lebih baik lagi kampus ini,” pungkasnya. (*)