Kembalikan Kejayaan Garam Desa Banyusangka, PHE WMO Angkat Inovasi Siram Berbakat dan TUF

petani garam banyusangka bangkalan phe wmo
Petani Garam di Desa Banyusangka, Bangkalan. (PHE WMO for MID)

maduraindepth.com – PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), bagian dari Zona 11, berupaya mengembalikan kejayaan garam rakyat di Desa Banyusangka, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan. Upaya itu dilakukan sebagai langkah perusahaan dalam mempertahankan penghargaan Proper Emas yang telah diraih.

PHE WMO tahun ini berinovasi melalui program ‘Siram Berbakat’ (Kristalisasi Garam Berbahan Bakar Briket Rakyat) dan Teknologi Ulir Filter (TUF). Kedua inovasi itu bertujuan untuk mempercepat evaporasi garam, sehingga produksi garam meningkat.

WMO Field Manager, Markus Pramudito menyampaikan, bahwa pihaknya juga mempersiapkan petani garam yang mampu tanggap cuaca. Teropong binokular akan membantu petani memantau awan.

“Selain itu juga dilakukan pengembangan HUB jaringan kerjasama petani garam rakyat, sehingga desa di sekitar lokasi program bekerjasama dengan Bumdes dalam distribusi garam, sehingga stabilitas harga garam akan terjaga,” tuturnya, Jumat (22/12).

Perlu diketahui, penghargaan Proper Emas merupakan penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ini adalah bagian dari upaya menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat bersamaan dengan upaya peningkatan produksi melalui kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi.

“Sebagai perluasan edukasi, kami juga membuat buku edukasi yang dapat digunakan sebagai media belajar untuk anak-anak SD hingga di perguruan tinggi,” ujar Markus.

Baca juga:  Status Puthut Budi Santoso Masih ASN Pemkab Sampang, Ini Penyebabnya

Sementara itu, General Manager Zona 11, Muzwir Wiratama mengatakan, bahwa capaian PHE WMO tersebut membuktikan bahwa pihaknya dapat berkomitmen memperkuat peran industri migas tanpa melupakan kelestarian lingkungan dan juga memberikan manfaat kepada masyarakat. Menurutnya, industri migas dan konservasi alam harus tetap terjaga.

“Penghargaan ini menjadi penyemangat untuk terus berupaya memberikan kinerja yang terbaik. Berbagai inovasi dilakukan oleh perwira di lingkup Regional Indonesia Timur untuk mendukung program Environmental, Social & Governance (ESG) menjadi komitmen seluruh unit usaha di Pertamina dan mendukung pemerintah dalam pencapaian agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan berakhir pada 2030,” pungkasnya. (RM/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *