Hadapi Paceklik, Nasib Nelayan Pulau Mandangin Memprihatinkan

Nelayan Pulau Mandangin
Beberapa perahu nelayan Pulau Mandangin ditambatkan di lokasi pantai yang lebih aman. (FOTO: Alimuddin/MI)

maduraindepth.com – Nelayan di Desa Pulau Mandangin, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, menghadapi masa pailan atau paceklik seiring datangnya musim angin barat di berbagai daerah. Khususnya di perairan selat Madura, Rabu (3/2).

Musim angin barat yang terjadi satu pekan ini mengakibatkan gelombang di perairan selatan Kabupaten Sampang menjadi tinggi. Hal itu berakibat terhadap para nelayan Pulau Mandangin tidak berani melaut.

banner auto

Menurut Ketua Kelompok Nelayan Mandangin H Muiz sebelum musim angin barat datang, nelayan yang melaut pun sulit mendapatkan ikan. Karena saat itu juga sering terjadi angin kencang dari timur yang mengakibatkan gelombang tinggi dan air laut menjadi bening. Ditambah lagi, sekarang angin kencang barat menambah kesusahan masyarakat Mandangin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Iya karena sekarang angin kencang barat, masyarakat Mandangin mayoritas bekerja nelayan, pastinya mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi kalau cuaca buruk sampai 1 bulan lebih, pastinya mencari pinjaman uang atau bahkan menjual sebagian isi rumahnya,” ucap H. Muiz saat dikonfirmasi.

Lelaki yang akrab disapa Muiz itu mengungkapkan, bahwa saat angin kencang sebagian besar nelayan memindahkan perahunya ke lokasi yang lebih aman. Juga berkesempatan mengisi waktu selama tidak melaut dengan memperbaiki alat tangkap maupun perahu mereka. Hal itu dilakukan nelayan agar alat tangkap mereka siap digunakan ketika musim angin barat sudah berlalu.

Baca juga:  Laksanakan PPM HCML 2022, BMB Dengarkan Aspirasi Warga Melalui Jasmas

“Kalau sudah musim angin kencang barat, semua nelayan memindahkan perahunya ke tempat yang lebih aman, karena takut dihantam ombak besar dengan ketinggian hampir 2 meter, apalagi kesempatan nelayan untuk memperbaiki alat tangkapnya,” ujarnya.

Kendati demikian, Muiz menuturkan, meskipun terjadi angin kencang sebagian masyarakat Mandangin kadang menganggap hal itu biasa dan berharap lebih lama. Karena beberapa masyarakat meyakini kalau musim angin barat sudah berhenti, ikan-ikan pasti banyak muncul dan hasil tangkapannya juga melimpah.

“Kebanyakan masyarakat Mandangin merasa bersyukur saat angin kencang barat, selain tak bisa melaut dan memperbaiki alat tangkapnya, mereka yakin setelah angin barat berhenti hasil tangkapannya lebih banyak dan melimpah,” jelasnya.

Di sisi lain, pengakuan salah satu nelayan Pulau Mandangin Abd. Rahim, angin kencang barat sangat mempengaruhi penghasilannya sebagai seorang nelayan. Terkadang dirinya sampai menjual barang simpanan seperti emas, perabotan dapur, sampai menggadaikan sebagian pakaiannya.

“Gimana lagi kalau sudah musim paila (paceklik) seperti saat ini, kami hanya bisa pasrah dan berharap, setelah angin kencang barat berhenti hasil tangkapan ikan bisa melimpah,” harapnya warga Dusun Barat, Desa Pulau Mandangin itu. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto