Forum Mahasiswa Madura Jabodetabek Sorot Tragedi Berdarah Pilkada Sampang 2024

Ilustrasi

maduraindepth.com – Tragedi berdarah yang menewaskan saksi Paslon Jimad Sakteh disorot oleh banyak pihak. Diantaranya oleh Ketua Umum Forum Mahasiswa Madura (FORMAD) Jabodetabek, Ferdiansyah.

Ferdiansyah menegaskan, Pilkada Sampang 2024 seharusnya menjadi ajang demokrasi yang damai. Namun sebaliknya, justru berubah menjadi tragedi berdarah.

Menurutnya, kericuhan yang terjadi di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, hingga menelan korban jiwa mencoreng demokrasi dalam Pilkada yang mestinya berlangsung dengan tertib. Peristiwa ini, kata Ferdiansyah, menambah daftar panjang kekhawatiran mengenai kualitas demokrasi yang sedang berlangsung, terutama terkait dengan ketidaknetralan aparat dan pengabaian kewajiban untuk menciptakan kondisi yang aman dan kondusif.

Pihaknya mengecam keras tindakan aparat kepolisian yang ia anggap tidak dapat menjaga netralitas dan keamanan. Ferdi bahkan mendesak Polres Sampang untuk segera mengusut tuntas tragedi ini agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan.

“Ketidaknetralan aparat kepolisian akan memperburuk situasi dan bisa memperpanas ketegangan yang sudah ada,” ujaranya, Selasa (19/11).

Di sisi lain, Ketua Bidang Hukum dan Otonomi Daerah FORMAD , Moeltazam menyampaikan penyesalannya terhadap dugaan keberpihakan pihak kepolisian yang dianggap lebih berpihak pada salah satu pasangan calon. Bahkan dengan tegas ia menyatakan bahwa Kapolres Sampang seharusnya mundur dari jabatannya karena gagal menciptakan rasa aman bagi masyarakat.

Pj Bupati Sampang pun tak luput dari sorotan tajam Moeltazam. Ia mengingatkan agar Pj Bupati agar tidak hanya berdiam diri dan mencuci tangan atas situasi yang terjadi.

Baca juga:  Kepergok Ngamar Berdua, Sang Suami Bunuh Selingkuhan Istri di Pamekasan

“Lebih baik Kapolres mundur, kalau tidak bisa memberikan rasa aman. Pj Bupati jangan cuci tangan, jangan sampai tercatat sebagai Pj Bupati terburuk dalam sejarah Sampang,” tegasnya.

Moeltazam juga mengingatkan kepada penyelenggara Pemilu (KPU) dan Bawaslu untuk lebih tegas dalam menjaga integritas dan netralitas. Menurutnya, mereka memiliki tanggung jawab untuk memastikan proses Pilkada Sampang 2024 berjalan tanpa hambatan, tanpa intimidasi, dan tanpa kekerasan.

“Jangan biarkan situasi Pilkada berujung pada kekacauan yang lebih besar,” ujarnya.

Moeltazam mengajak masyarakat Sampang tetap menjaga kondusifitas menjelang pencoblosan pada 27 November mendatang. “Mari ciptakan Sampang yang berperikemanusiaan,” ucapnya. (*/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *