maduraindepth.com – Fasilitas tempat warung kopi di kawasan Eks PJKA Pamekasan akhir-akhir ini mendapat keluhan para pedagang. Sebab mereka sering meraup penghasilan rendah. Pedagang berasumsi rendahnya penghasilan diakibatkan fasilitas miliknya kalah bersaing dengan warkop lain.
Samsul salah seorang pedagang di kawasan Eks PJKA mengatakan, sebelum menjamurnya warkop di Pamekasan, sehari pihaknya mendapatkan penghasilan diatas Rp 200 ribu. Saat itu fasilitas tidak terlalu diperhatikan. Tempatnya bisa dibilang hanya sederhana.
“Sekarang kondisi tempat sederhana itu kurang diminati pengunjung. Warkop diluar lebih ramai. Sebab kualitas tempatnya yang menarik,” kata Samsul ditemui reporter Maduraindepth, Kamis (4/4/2019).
Menurut dia, warkop yang berlokasi di Jalan Trunojoyo ini sudah dari dulu hingga sekarang belum ada perbaikan. Sehingga berdampak terhadap rendahnya pendapatan. Padahal pedagang menjual beragam makanan khas Madura dan aneka jenis minuman.
“Jika dulu pengahsilannya Rp 200 ribu per hari, sekarang menurun bisa menjadi Rp 20 ribu,” ungkapnya.
Samsul mengungkit janji politik Bupati Pamekasan Baddrut Tamam untuk menciptakan 10 ribu wirausahawan muda. Hingga sekarang masyarakat menunggu dilaksanakannya janji tersebut.
“Realitas isi kampanye tersebut hanya sekedar wacana yang sengaja dibuat untuk menghimpun suara masyarakat,” sindir Samsul. (ek/ns)