maduraindepth.com – Dubes Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, H.E Jess Dutton, bersama rombongan dari Nutrition International, mengunjungi Pabrik PT Sumatraco Langgeng Makmur di Jalan Kalianak, Surabaya.
Kunjungan itu, bertujuan untuk meninjau proses produksi garam beryodium sebagai bagian dari dukungan Kanada terhadap pengawasan nutrisi pemerintah Indonesia.
Jess menjelaskan bahwa kehadiran Kanada di pabrik tersebut adalah sebagai bagian dari kemitraan dengan Nutriotion International, khususnya dalam mendukung produksi garam beryodium yang sangat penting untuk kesehatan ibu hamil dan anak-anak di Indonesia.
“Investasi ini adalah investasi dalam masa depan, memastikan ibu hamil dan anak-anak mendapat nutrisi yang tepat untuk pertumbuhan yang optimal, sejalan dengan prioritas Presiden Jokowi dalam menekan angka stunting,” ungkap Jess, Jumat (1/3).
Jess menambahkan bahwa fokus dukungan Kanada adalah untuk memastikan PT Sumatraco Langgeng Makmur menghasilkan garam beryodium berkualitas tinggi sesuai standar yang dibutuhkan.
Dalam tur pabrik, Jess menyatakan puas terhadap kualitas garam beryodium yang diproduksi oleh PT Sumatraco Langgeng Makmur.
“Kualitas garamnya sangat baik sesuai standar yang dibutuhkan, hal ini sangat penting untuk kesehatan ibu hamil dan anak-anak,” katanya.
Manager Marketing PT Sumatraco Langgeng Makmur, Ikhsan menyampaikan, bahwa kapasitas produksi garam mencapai 800 ribu ton per tahun. Sumber bahan baku berasal dari Madura, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Tengah dan Jawa Barat.
“Kami menyuplai garam ke industri yang termasuk juga mengekspor produknya ke luar negeri,” ungkapnya.
Pihaknya mengaku sangat senang dengan kunjungan Dubes Kanada Jess Dutton yang memberikan support untuk pengembangan industri garam.
“Pengembangan teknologi kami juga banyak dibantu Nutrition International terutama sejak 2011. Secara teknologi dan development, kami sudah banyak belajar,” imbuhnya.
Dubes Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, H.E Jess Dutton, bersama rombongan dari Nutrition International, mengunjungi Pabrik PT Sumatraco Langgeng Makmur di Jalan Kalianak, Surabaya.
Sementara itu, Country Director of Nutrition International in Indonesia, Herrio Hattu turut melakukan pendampingan terhadap para pelaku industri pengolahan garam beryodium.
“Tentu sangat senang karena produsen yang kami dampingi, mereka sudah memenuhi kualitas yang diharapkan,” ucapnya.
Herrio, menilai Nutrition International bukan semata mendorong kapasitas produksi. Tetapi, meningkatkan kualitas agar dapat mewujudkan garam bergizi yang dikonsumsi anak-anak Indonesia.
Garam beryodium yang digunakan sebagai konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI ), yakni mengandung yodium sebesar 30-80 ppm.
“Selain membantu produsen untuk memenuhi kualitas, kami memberikan edukasi kepada masyarakat tentang standar garam yang baik dengan berbagai manfaat,” pungkasnya. (Rafi/*)