Angka Penurunan Stunting di Sampang Berada di Posisi Kedua Setelah Surabaya

angka penurunan stunting di sampang
Foto bersama pada kegiatan internalisasi pengasuhan balita dalam rangka penurunan stunting kepada masyarakat di Pendopo Trunojoyo Sampang. (Foto : Alimuddin/MID)

maduraindepth.com – Upaya mengurangi angka stunting di Kabupaten Sampang terus dilakukan. Salah satunya, melalui kegiatan internalisasi pengasuhan balita dalam rangka penurunan stunting kepada masyarakat. Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Trunojoyo, Rabu (11/10), itu dihadiri ratusan kader Bina Keluarga Balita (BKB) se Kabupaten Sampang.

Pada kesempatan itu juga dihadiri Ketua Tim Kerja Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Provinsi Jawa Timur, Heriyono. Kemudian, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sampang, Abdullah Hidayat, dan Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinkes KB Sampang, Zahruddin.

Dalam sambutannya, Heriyono mengatakan, masalah stunting menjadi persoalan yang dialami dunia, terutama Indonesia. Terhitung, sesuai hasil riset pada April 2021 ada sebanyak 149 juta balita di dunia mengalami stunting, dimana dari 53 persen itu ada di Benua Asia, tepatnya di Negara Indonesia.

“Sesuai hasil survei status gizi indonesia tahun 2022 stunting di Indonesia ini angkanya mencapai 21,6 persen,” katanya.

Sementara, jumlah stunting di Jawa Timur sendiri berada di bawah rat-rata, yakni berada di angka 19,2 persen. Sedangkan Jawa Timur sendiri ada 38 Kabupaten atau kota, dan untuk stunting tertinggi ada di Kabupaten Jember, angkanya capai 34,9 persen.

“Paling rendah angka stunting ada di Kota Surabaya yakni di angka 4,8 persen,” kata Heriyono.

Baca juga:  10 Film Karya Sineas Muda Madura Tayang di Rasa Karsa Screening Movie Vol 3

Dia menuturkan, untuk posisi Kabupaten Sampang sendiri mengenai angka stunting, berada di posisi 37 dari 38 Kabupaten atau Kota di Jawa Timur, atau nomor dua terendah di bawah Kota Surabaya. Angka stunting di Sampang yakni 6,9 persen. “Ke depannya angka stunting di Sampang ini harus lebih rendah lagi, kalau bisa perlu capai nol persen,” ucapnya.

Heriyono menjelaskan, bahwa masalah stunting adalah masalah semua pihak. Sebab itu, Presiden RI mengeluarkan Perpres nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.

“Diharapkan, tahun 2024 angka stunting di Indonesia turun jadi 14 persen. Jadi saya yakin stunting di Sampang ini tidak akan naik lagi, dan harusnya terus turun lebih kecil, ” terangnya.

Oleh sebab itu, kata Heriyono, penanganan stunting sejatinya dilakukan sejak pembuahan sampai usia dua tahun bayi atau masa hari kehidupan. Dari hasil pendataan tahun 2021 di Jawa Timur, terdapat 187 ribu ibu hamil, 683 ribu keluarga memiliki batita, dan 1 juta 331 ribu keluarga yang memiliki balita.

“Artinya dari data itu menjadi perhatian bersama, bahwa akan ada keluarga-keluarga yang beresiko stunting,” ungkapnya.

Penurunan Kasus Stuntung Berkat Kerja Keras Semua Pihak

Sementara, Wakil Bupati Sampang Abdullah Hidayat sangat mendukung digelarnya acara ini sebagai upaya promotif untuk perkembangan anak di masa periode emas. “Kasus stunting di Sampang terus alami penurunan secara signifikan, alhamdulillah sampang nomor dua penurunan angka stunting di Jawa Timur,” ujarnya.

Baca juga:  DPRD Minta Pemkab Batalkan Aturan yang Mewajibkan ASN Beli Baju Adat Khas Sampang

Menurut pria yang akrab disapa Haji Ab itu, penurunan angka stunting tidak terlepas dari kerja keras semua pihak. Tentunya, dengan penurunan angka stunting itu menunjukan, bahwa sampang bisa bersaing dengan Kabupaten lain di Jawa Timur.

“Jika kita terus kerjasama dan komunikasi intens, maka sampang tidak akan kalah sama daerah lain di Jawa Timur. Penurunan stunting sampang sangat bagus, dari 17,20 persen jadi 6,9 persen di tahun 2023 ini,” terangnya.

Dengan begitu, dirinya memiliki keyakinan bahwa pada 2024 mendatang, angka stunting di Kabupaten Sampang saat ini 6,9 persen itu tidak akan jauh dari angka 4 atau 5 persen. “Kota Surabaya angka stunting nya ada di angka 4,8 persen, Insyallah sampang ini tidak akan dikejar oleh Kabupaten lain kecuali Surabaya, ke depan stunting di sampang ini nomor satu dalam angka penurunannya,” jelasnya.

Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinkes KB Sampang Zahruddin mengaku, tujuan kegiatan itu untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman , pengelolah, dan pelaksanan di dunia lapangan. Baik bagi penyuluh KB, BLK, kader BKB tanpa pengasuhan dan tumbuh anak.

Tujuannya juga meningkatkan keterampilan, pengetahuan sikap, dan perilaku keluarga balita tentang pengasuhan dan tumbuh kembang pada anak sendiri. Selanjutnya, meningkatkan komitmen pemangku kepentingan, penentu kebijakan dalam rangka percepatan penurunan satunting melalui integrasi, edukasi yang melibatkan para pemangku kepentingan, kebijakan serta Mitra kerja.

Baca juga:  Slamet Junaidi Mutasi dan Promosi 144 Pejabat Pemkab Sampang

Sementara, sasaran pada kegiatan itu adalah keluarga balita atau batuta sebanyak 65 orang, kader BKB ada 65 orang. PKK Kabupaten sebanyak 2 orang, PkK Kecamatan ada 28 orang, penyuluh KB sebanyak 75 orang, COE, BKB, BKN, BKL, OBBKA dan BL sebanyak 5 orang, insan getering 10 orang, dan Dinkes.

“Adanya kegiatan ini semoga memberi semangat kepada peserta untuk terus berjuang, berkerja keras dalam rangka penurunan stunting di kabupaten sampang,” harapnya. (Alim/*)

Dapatkan Informasi Menarik Lainnya DI SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *