Kenal Cowok Via WhatsApp, Dua Gadis Belia Asal Rembang Diamankan Warga Madura

Gadis Asal Rembang Kenalan Via WhatsApp
Kedua gadis belia warga Dusun Loden Kulon, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, saat diamankan di Basecame oleh anggota IKL Madura yang juga merupakan Basecame GRI Madura, Ahad (13/12). (FOTO: RIF/MI)

maduraindepth.com – Mengaku memiliki kenalan dengan seorang cowok di Madura melalui aplikasi WhatsApp, dua gadis belia inisial I dan S asal Dusun Loden Kulon, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang nekat bolos sekolah menuju Madura untuk menemui kenalannya.

Kedua gadis belia yang masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs) di salah satu yayasan di Kabupaten Rembang tersebut mengaku dari Kecamatan Sarang naik truk dan hanya membawa uang Rp 38 ribu. “Kabur dari rumah,” ucap I pada maduraindepth.com saat dikonfirmasi, Ahad (13/12).

banner 728x90

Ditanya alasan kabur dari rumah, keduanya kompak mengaku tidak ada masalah. Keduanya beralasan hanya ingin mengetahui pulau Madura sekaligus menemui kenalannya yang berada di Desa Tamberuh Laok Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang.

“Hanya ingin tahu Madura, dan menemui seseorang di Tamberu,” timpal S yang masih saudara sepupu dengan I tersebut.

I mengakui, pria yang ingin ditemuinya tersebut berinisial W. “Pacarnya S,” celetuk I mengakui hubungan W dengan S yang dijalin melalui media sosial.

Terpisah, Bayu (38), warga asal Kabupaten Pamekasan yang telah mengamankan gadis belia tersebut mengatakan, saat hendak perjalanan pulang ke Madura. Dirinya mendapati kedua gadis tersebut saat berada di lokasi Gedung Cowek Kota Surabaya. Keduanya terlihat dalam keadaan basah kuyup di pangkalan ojek.

“Keduanya sedang berteduh dan bertanya ke warga sekitar lokasi gedung cowek untuk menuju ke Desa Tamberuh Sampang Madura,” kata Bayu menceritakan saat mendapati kedua gadis tersebut.

Baca juga:  Polres Bangkalan Tangkap Pelaku Pembunuhan Terencana di Bangkalan

Khawatir terjadj hal-hal yang tidak diinginkan, dirinya bergegas menawarkan tumpangan. Sebab dirinya beranggapan memiliki tujuan yang searah.

“Di tengah perjalanan, saya tanya mau menemui siapa, mereka mengaku akan menemui saudara tantenya yang berada di tanah merah Kabupaten Bangkalan,” tuturnya.

“Lalu saya tanya lagi apakah sebelumnya sudah pernah ke Madura, namun mereka menjawab mau menemui seseorang di Tamberuh Sampang,” tambahnya.

Merasa ada yang janggal, Bayu berniat untuk membawa kedua gadis tersebut ke kantor Polisi. Namun karena keduanya berontak, Bayu mengurungkan niatnya dan menghubungi sahabatnya yang berada di Sampang untuk menitipkan kedua gadis tersebut di basecame IKL Sampang yang sekaligus sebagai basecame Gost Rider Indonesia (GRI).

“Setibanya di basecame kedua gadis tersebut tidak mau berbicara, mungkin karena bingung,” ucap Bayu yang juga sebagai anggota Media Informasi Kriminal dan Lalu Litas (IKL) Madura tersebut.

Sementara itu, Mas Nur, sahabat Bayu yang juga sebagai anggota IKL Sampang sekaligus ketua GRI Madura mengatakan, setibanya di basecame, kedua gadis tersebut disuruh mengganti pakaian oleh istrinya lantaran baju yang dikenakannya basah kuyub.

“Kami khawatir sakit karena masuk angin, setelah kondisi keduanya merasa tenang, kami tanya alasannya ke Madura, dan keduanya mengaku merasa bersalah,” terangnya.

Agar memperoleh perlindungan dan keamanan, Mas Nur meminta bantuan sahabatnya Wahyu dan Anton untuk melaporkan kejadian tersebut ke Polisi Resort (Polres) setempat.

Baca juga:  Penerapan PPKM Skala Mikro di Sumenep Berlaku 14 Hari, Ini Batasan-batasan yang Harus Dipatuhi

“Hasil dari laporan itu, pihak SPKT Polres Sampang, mendatangi gadis tersebut di basecame untuk menindak lanjuti laporan kami,” ujarnya. “Di basecame, pihak SPKT menanyakan identitas keluarga dan tempat tinggal serta nama sekolah gadis tersebut. Alhadulillah saat ini kami sudah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga,” sambungnya.

“Keduanya akan dijemput, pihak keluarga sudah dalam perjalanan. Bahkan pihak Polres juga sudah menghubungi kepala sekolahnya,” tandasnya.

Tak lama dari itu, W (15), pria yang hendak ditemui siswi dari Sarang Rembang tersebut mendatangi basecame GRI Madura. Saat ditanya oleh maduraindepth.com, remaja yang sempat mondok di pondok pesantren (Ponpes) Bata-bata Kabupaten Pamekasan tersebut mengaku kaget dengan kunjungan sahabatnya itu.

“Saya tidak tahu kalau mereka mau kesini, saya hanya tahu saat mereka ada di Suarabaya. Tapi saya bingung bagaimana mau menjemput mereka. Selain jauh juga hujan deras,” ucapnya.

W juga mengakui kenal dengan kedua gadis tersebut melalui media sosial aplikasi WhatsApp sejak lima bulan lalu. “Setelah itu hanya sebatas komunikasi melalui WhatsApp, tapi saya tidak tahu kalau mereka kesini. Itupun bukan saya yang nyuruh,” tandasnya. (YU/RIF/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *