maduraindepth.com – Sejumlah dosen dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berupa pelatihan tari puspawarna di Kabupaten Sumenep. Pelatihan itu sebagai bentuk hilirisasi hasil pengembangan prototipe industri untuk meningkatkan ekonomi seniman tradisional di Kota Keris.
Pelatihan tari puspawarna itu dilaksanakan sejak April hingga November 2023. Pengabdian tersebut dilaksanakan oleh lima dosen dari Unesa, meliputi Dr Eko Wahyuni Rahayu, Dr Trisakti, Prof Dr Warih Handayaningrum, Dra Jajuk Dwi Sasanadjati, dan Arief Sudrajat.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Moh Iksan mengatakan, kegiatan ini merupakan kerjasama dengan PKM Unesa. Kegiatan itu berupa pengembangan sekaligus penguatan budaya di Kabupaten Sumenep. Terutama seni tari, musik, dan lainnya.
“Termasuk pelatihan untuk tari pembuka seperti tari moang sangkal, yakni tari puspawarna. Harapan kami kegiatan ini terus berlanjut dan dikembangkan,” ujarnya, Ahad (1/10).
Direktur Pusat Unggulan Seni dan Budaya, Unesa, Dr Trisakti memaparkan, pelatihan tari puspawarna ini adalah program pengabdian masyarakat. Kegiatan ini juga diwadahi Pusat Unggulan Seni dan Budaya Indonesia.
Diterangkan, kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh para dosen dari berbagai daerah. Tujuannya, untuk mendukung pelestarian seni dan budaya, khususnya di Jawa Timur.
“Sasarannya, komunitas-komunitas seni yang ada di berbagai daerah. Salah satu kegiatannya berupa pelatihan dan pendampingan. Seperti pendampingan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO terkait warisan seni budaya yang ada di daerah. Termasuk mendorong para seniman untuk menggiatkan industri kreatif untuk keberlangsungan kesenian di Jawa Timur,” paparnya.
Tahun ini, kata dia, pengabdian kepada masyarakat tersebut dilaksanakan di berbagai daerah, seperti di Ponorogo, Kediri, termasuk di Madura. “Target kami adalah keberlanjutan. Jadi ini tidak hanya sampai di sini,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana PKM, Dr Eko Wahyuni Rahayu menambahkan, tari puspawarna merupakan hasil pengembangan yang terinspirasi dari tari topeng. Kegiatan ini dilaksanakan juga sebagai upaya membantu para pelaku tari topeng untuk memperbaiki produk-produk karyanya, khususnya untuk tari persembahan.
“Jadi tari topeng tidak hanya memilih lakon, melainkan juga bisa menjadi tari pembukaan juga. Tari puspawarna itu sebetulnya icon gending pembukaan pertunjukan topeng. dari pembukaan itu kami isi dengan gerak,” jelasnya. (*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya DI SINI