Syaikhona Kholil sebagai Pahlawan Nasional, Said Abdullah: Mensos Setuju Segera Diproses

Syaikhona Kholil Pahlawan Nasional Said Abdullah Akun Anonim PartaiSocmed
Ketua Banggar DPR RI MH Said Abdullah. (Foto: Dok. MI)

maduraindepth.com – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini telah memproses usulan Al-Alim Al-Allamah Asy-Syekh Haji Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Basyaiban Al-Bangkalan Al-Maduri Al-Jawi As-Syafi’i atau yang lebih dikenal Syaikhona Kholil sebagai pahlawan nasional. Pernyataan itu disampaikan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI MH Said Abdullah, Rabu (17/2).

“Saya sudah hubungi Mensos dan minta agar secepatnya diproses. Mensos setuju dan menjamin usulan Waliyullah Syaikhona Kholil sebagai pahlawan nasional akan diperjuangkan hingga ke Presiden RI,” kata Said di Jakarta.

banner auto

Politisi senior PDI Perjuangan asal Sumenep ini menjelaskan, berdasarkan hasil pembicaraan dengan Risma –sapaan akrab Tri Rismaharini-, terdapat beberapa kekurangan data pendukung atas usulan tersebut. Mantan Wali Kota Surabaya itu meminta agar berkas-berkas yang diperlukan itu segera dilengkapi oleh Pemkab Bangkalan.

“Saya sungguh berharap Pemkab Bangkalan melengkapi data pendukung yang dibutuhkan oleh Kementerian Sosial. Semoga gelar pahlawan nasional kepada Waliyullah Syaikhona Kholil menjadi kado bagi kita semua pada HUT ke-76 Kemerdekaan RI,” ujarnya.

Syaikhona Kholil, lanjut Said, merupakan ulama besar bangsa ini. Maha guru dari para ulama besar lainnya, seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, KH As’ad Syamsul Arifin, KH Bisri Syansuri, KH Ahmad Siddiq, dan HOS Cokroaminoto.

Bahkan, Presiden pertama yang juga Proklamator Kemerdekaan RI, Ir Soekarno mengaku dan diakui sebagai murid Syaikhona Kholil. Bung Karno pun diceritakan selalu minta petuah dan pertimbangan dari murid-murid Syaikhona Kholil.

Baca juga:  Pertanyakan Proyek Perumahan Di Desa Kwanyar Barat, Masyarakat Audiensi ke ATR/BPN Bangkalan

Di antaranya KH Hasyim Asy’ary dan KH Bisri Syansuri ketika usia Republik Indonesia masih seumur jagung dan menerima agresi serta buntunya diplomasi dengan Inggris.

“Fatwa resolusi jihad dari KH Hasyim Asy’ary (murid Syaikhona Kholil) yang menguatkan Bung Karno dan arek-arek Surabaya melawan agresi,” terang Said.

Dia menyebut, Syaikhona Kholil memang lahir dan tumbuh di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Namun, keluasan ilmu dan jaringan internasionalnya membuat beliau menjadi sandaran banyak ulama. Doa dan jalan spiritual Syaikhona Kholil juga penentu lahirnya jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).

Pada masa Belanda, Syaikhona Kholil dan pesantrennya menjadi tempat berlabuh para ulama yang berjuang melawan penjajahan. Hingga Belanda menangkap Ulama besar tersebut.

Namun, Belanda justru khawatir penahanan Syaikhona Kholil makin meningkatkan perlawanan nasional. Sehingga Belanda akhirnya memilih membebaskan beliau.

Anggota DPR RI dari Dapil Jatim XI (Madura) ini menambahkan, rekam jejak dan jasa besar Syaikhona Kholil terhadap bangsa dan negara ini sudah sepantasnya jika Pemerintah Pusat menganugerahkan gelar pahlawan nasional.

“Bukan hanya layak dan patut untuk diperjuangkan, melainkan wajib. Tidak ada kata lain bagi kita, terlebih warga Madura, mari bersama memperjuangkan ini secara tulus dan ikhlas sebagai penghormatan kita kepada Waliyullah Syaikhona Kholil,” pungkasnya. (*/BAD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto