maduraindepth.com – Penyebaran virus corona berdampak pada roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Apalagi pemerintah mengimbau dan mewajibkan masyarakat bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat. Seperti yang dialami oleh para pedagang kaki lima (PKL) di Bangkalan.
Akibat pandemi Covid-19, para PKL di Bangkalan mengeluh lantaran sepi pelanggan. Sementara pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat sampai saat ini belum memberikan bantuan yang turun langsung pada masyarakat atau PKL.
“Sampai saat ini belum ada bantuan sekali dari pemerintah. Padahal saya dengar ada anggaran yang dipangkas untuk penanganan darurat korona sebesar Rp 65,2 miliar” kata salah satu pedagang di Stadion Gelora Bangkalan, Mina pada maduraindepth.com, Rabu (15/4).
Kata dia, sejak adaya himbauan dari pihak pemerintah, mewajibkan WFH dan mengkarantina diri di rumah masing-masing, banyak warung-warung yang kehilangan pelanggannya. Seperti pemilik warung kopi dan penjual pentol menurun dibandingkan bulan lalu sebelum Covid-19.
Hal serupa disampaikan PKL lainnya Rokip. Dia menuturkan, penurunan pendapatan yang dialami hampir 90 persen. “Bahkan banyak yang memilih tidak berjualan karena sepinya pembeli,” tuturnya.
“Corona memang menakutkan, tapi kami lebih takut tidak makan, kalau PNS enak di rumah aja dapat gaji, kami tidak kerja tidak makan,” imbuhnya, mengeluh.
Rokip juga mengkritik para anggota DPRD setempat. “Dulu (saat) kampaye mau bantu rakyat, mana buktinya sekarang disaat masyarakat benar-benar membutuhkan tidak ada yang bantu,” pungkasnya. (AR/MH)