banner 728x90

Peran Keluarga dan Lembaga Sosial Penting dalam Membentuk Perilaku Sosial Anak

Ayra Selvia Rahmadini, Universitas Muhammadiyah Malang
Ayra Selvia Rahmadini, Universitas Muhammadiyah Malang

maduraindepth.com — Keluarga dan berbagai lembaga sosial memiliki peran strategis dalam membentuk perilaku sosial anak sejak usia dini. Lingkungan terdekat anak menjadi fondasi utama dalam menanamkan nilai, norma, serta sikap sosial yang akan terbawa hingga dewasa.

Keluarga merupakan tempat pertama anak belajar bersosialisasi. Di lingkungan inilah anak mulai mengenal cara berbicara, bersikap, serta berinteraksi dengan orang lain. Pola asuh orang tua, komunikasi di dalam rumah, hingga cara menyelesaikan masalah menjadi contoh nyata yang membentuk karakter sosial anak.

“Keluarga menjadi tempat awal anak belajar nilai, norma, dan perilaku sosial dalam kehidupan sehari-hari,” tulis Ayra Selvia Rahmadini dalam artikelnya.

Kebiasaan sederhana seperti makan bersama, berdiskusi, serta penerapan aturan di rumah membantu anak memahami tanggung jawab, sopan santun, dan sikap saling menghargai.

Selain keluarga, sekolah berperan sebagai ruang sosial yang lebih luas bagi anak. Di sekolah, anak berinteraksi dengan teman sebaya dari latar belakang yang beragam, sekaligus belajar bekerja sama, disiplin, dan menghormati perbedaan.

“Sekolah tidak hanya mengajarkan pelajaran akademik, tetapi juga melatih anak untuk bersosialisasi dan berperilaku disiplin,” lanjutnya.

Peraturan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, serta keteladanan guru menjadi faktor penting dalam membentuk perilaku sosial positif anak.

Peran lembaga keagamaan juga tidak kalah penting. Melalui kegiatan ibadah dan aktivitas sosial, anak diperkenalkan pada nilai moral, etika, dan kepedulian terhadap sesama. Nilai-nilai keagamaan menjadi pedoman bagi anak dalam mengendalikan diri dan bersikap di tengah masyarakat.

Baca juga:  Demonstran : Kita Dijajah oleh Wakil Rakyat Sendiri

“Nilai keagamaan membantu anak memiliki kontrol diri dan pedoman dalam bersikap di lingkungan sosial,” tulis Ayra.

Di sisi lain, perkembangan teknologi dan media sosial menghadirkan tantangan baru. Media sosial dapat memberikan manfaat positif, seperti menambah pengetahuan dan kreativitas anak. Namun, tanpa pengawasan yang tepat, media sosial juga berpotensi memengaruhi perilaku anak secara negatif.

“Media sosial dapat menjadi sarana belajar, tetapi juga bisa memengaruhi perilaku anak jika digunakan tanpa pengawasan,” jelasnya.

Karena itu, peran orang tua dalam membimbing dan mengawasi penggunaan teknologi menjadi sangat penting agar anak mampu menggunakan media digital secara bijak.

Untuk membentuk perilaku sosial anak yang baik, dibutuhkan kerja sama antara keluarga, sekolah, lembaga keagamaan, dan lingkungan masyarakat. Keselarasan nilai yang diajarkan akan membantu anak tumbuh tanpa kebingungan dalam bersikap.

“Kerja sama antara keluarga dan lembaga sosial membantu anak tumbuh dengan perilaku sosial yang positif,” tutup Ayra.

Dengan kolaborasi yang baik antarberbagai pihak, anak diharapkan dapat berkembang menjadi pribadi yang memiliki perilaku sosial positif serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (*/Aj)

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *