Langka di Kepulauan, Desak Pemkab Bentuk Satgas Elpiji

Komisi II DPRD Sumenep, Nurus Salam saat dimintai keterangan oleh awak media terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram di Kepulauan.

maduraindepth.com – Stok elpiji 3 kilogram di Kabupaten Sumenep sangat langka. Khususnya di wilayah kepulauan. Persoalan ini hampir terjadi tiap tahun.

Langkanya elpiji 3 kilogram ini membuat sebagian penjual menaikkan harga jauh ketentuan Hingga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

banner auto

Ketua Komisi II DPRD Sumenep Nurus Salam mengaku kecewa. Sebab, itu menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi pemerintah dalam hal ini pihak pertamina.

“Apakah sudah ada agen-agen LPG di Kepulauan saat ini, tidak ada. Nah ini yang membuat di Kepulauan elpiji menjadi langka,” kata Nurus.

Pihaknya mendesak pemerintah agar membentuk tim satuan petugas (Satgas) elpiji. “Saya butuh dibentuk Satgas elpiji untuk menyelesaikan persoalan seperti ini, jangan kemudian tahun depan terulang kembali,” tuturnya dengan tegas.

Salah satunya, menurut legislator yang berasal dari dapil I ini, pemerintah segera membentuk Satgas untuk menelusuri problem yang terjadi di kepulauan, dari distributor, pengepul sampai pada konsumen. Sehingga akar masalah kelanggkaan bisa diketahui.

“Terserah pemerintah diskusikan bentuknya seperti apa. Pemerintahan harus bisa memikirkan ini. Jika pemerintah tidak bisa menyelesaikan persoalan ini, lantas apa guna ada pemerintah,” timpalnya.

Selain itu, Oyok sapaan karibnya ini menginginkan pemerintah jangan sampai membebani masyarakat, terutamanya di kepulauan.

“Pemerintah ini ada dibuatkan regulasi. Regulasi dibuat dalam rangka bermanfaat bagi masyarakat. Jangan kemudian fasilitas yang ada ini membebani masyarakat,” jelas dia.

Baca juga:  Peringati Hari Tani Nasional, Mahasiswa Demo DPRD Sumenep

Dia juga menegaskan Pemerintah menyelesaikan persoalan ini, agar masyarakat kepulauan tidak merasa diasingkan.

“Hari ini selesaikan persoalannya, bentuk Satgas atau apa saja, agar masyarakat kepulauan tidak merasa termarjinalkan. Karena mereka juga bagian dari entitas negeri ini,” tuturnya.

Sumenep adalah, lanjut dia, penghasil migas terbesar, Pemerintah harus mengerti persoalan ini seharunya.

“Mereka juga memiliki hak yang sama sesuatu yang diberikan pemerintah. Mereka juga berhak mendapatkan elpiji yang bersubsidi.Kita adalah daerah penghasil migas terbsesar, tapi kenapa masih langka migas di negeri sendiri,” sambungnya. (MR/NR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto