maduraindepth.com – Ratusan ranting Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Sumenep mengikuti Festival Kudapan dengan tema “Melestarikan Budaya Lokal Melalui Kreasi Kudapan Sumenep” di gedung Korpri, Selasa (24/9) kemarin. Acara festival ini dikhususkan dalam rangka melestarikan makanan tradisional khas Sumenep.
Selain cabang dan ranting GOW, kegiatan ini juga diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan TP-PKK. Acara yang dibuka Wakil Bupati (Wabup) Sumenep Achmad Fauzi ini merupakan acara perdana yang baru diadakan di 2019.
“Ini kan salahsatu acara GOW Sumenep, agar masyarakat tahu bahwa Sumenep penuh potensi kuliner, juga agar masyarakat Sumenep mencintai kuliner tradisional yang lebih enak dari pada makanan yang ada saat ini,” ungkap Wabup Achmad Fauzi, pada awal media, Selasa (24/9).
Di era digital hari ini, kata Wabup, makanan tradisional semakin merosot dan hampir punah. “Sekarang kan sudah zaman digital, ya harus kreatif dan inovatif, bisa di public di media sosial jenis makanan tradisional ini. Dengan itu kan membuat orang penasaran,” tuturnya.
Pihaknya akan mengupayakan dengan Dinas terkait, jika pemasaran maupun pelestarian kuliner tradisional tetap harus dijaga keberadaannya. “Nanti kita akan koordinasi dengan Dinas Perindustrian agar produk tersebut bisa terjangkau di Kabupaten maupun luar Madura, tentu dengan adanya pembinaan dari GOW Sumenep ini,” paparnya.
Di tempat yang sama, Nia Kurnia, Ketua GOW Sumenep, mengungkapkan apabila pelestarian kuliner tradisional di Festival Kudapan ini mengirimkan sedikitnya dua orang dalam satu kelompok di perlombaan.
“Jadi setiap organisasi mewakili dua kelompok. Dan tentu tujuan dari acara ini untuk melestarikan kuliner khas Sumenep,” terang istri Wabup ini.
Diklaim oleh, Nia, yang sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep bahwa hari ini pemuda sudah banyak yang tidak tahu makanan tradisional.
“Anak-anak sekarang itu, tidak tahu makanan khas tradisional Sumenep, makanya dengan adanya acara ini yang sekaligus mengenalkan kembali kuliner Sumenep untuk bisa diterima masyarakat, apalagi sampai dijual. Makanannya enak-enak kok,” pungkasnya. (MR/AJ)