Sapi Sonok, Pengantin Sapi Tradisi Madura

Sapi sonok
Sejumlah sapi sonok saat dipertontonkan pada ajang kontes. (Foto: Dokumen MID)

maduraindepth.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, yang merupakan Kabupaten paling ujung timur Pulau Madura terkenal dengan beragam tradisi.

Sapi Sonok contohnya, merupakan salah satu tradisi masyarakat Madura yang sampai saat ini terus bertahan, dan perkembangannyapun sangat pesat.

banner 728x90

Terbukti, di acara Kontes Sapi Sonok yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep, Sabtu, (21/9) di lapangan Gelora A. Yani Panglegur Sumenep. Terlihat para peserta dari pelosok Sumenep memadati lapangan sepak bola itu.

Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Achmad Fauzi, membuka langsung kontes Sapi Sonok yang merupakan rentetan visit Sumenep 2019 itu, didampingi oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Asisten, para Camat se-Sumenep, serta para pencinta Sapi Sonok.

“Sapi Sonok merupakan warisan budaya leluhur yang harus di lestarikan dan dikembangkan,” kata Wabup dalam sambutannya, Sabtu, (21/9)

Wabup sumenep melanjutkan, bahwa Sapi sonok dapat menguatkan hubungan sosial bagi masyarakat, sehingga dapat berinteraksi dan menjalin silaturrahim antar sesama pencinta sapi dan peternak sapi.

“Dengan acara kontes Sapi Sonok yang diselenggarakan oleh Pemkab Sumenep dalam rangka menyambut hari jadi Sumenep yang ke-750 tahun, bisa mengakomodir masyarakat pencinta sapi sonok untuk meningkatkan ekonominya di sektor peternakan,” lanjut Fauzi.

Politisi PDI-P ini memaparkan, nilai ekonomi sapi madura akan meningkat dengan tradisi budaya sapi sonok dan kerapan sapi, bahkan dengan tradisi budaya ini akan membawa Madura khususnya Sumenep lebih diminati oleh kalangan wisatawan lokal maupun manca Negara.

Baca juga:  Begini Filosofi Logo Hari Jadi Kota Sumenep Ke-750

“Dengan budaya seperti ini akan meningkatkan nilai ekonomis sapi yang merupakan salah satu budaya wisata Madura, khususnya Sumenep, sehingga dengan hal ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sektor wisata dan peternakan,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Wabup melepas kontingen sapi yang di iringi oleh para pesinden dan tabuan saronen yang merupakan khas budaya Madura.

Sekedar diketahui, Sapi Sonok merupakan sepasang sapi Madura betina yang mengikuti kontes kecantikan, yang mana sapi dirangkai atau diapit menggunakan pangonong serta terampil mengikuti intruksi pawang, lalu pasangan sapi berjalan laksana pengantin baru menuju pelaminan.

“Langkah gerak sapi sonok beraturan mengikuti irama saronen dan pawangnya, berjalan hati-hati laksana putri Madura berjalan “Neter Kolenang” yang artinya jalannya lemah gemulai menuju tempat dimana kakinya akan memijak tempat finis yang telah dipersiapkan dengan kompak,” kata salah satu ketua paguyuban sapi sonok asal Salopeng. (MR/SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *