maduraindepth.com – Neraca perdagangan minyak Indonesia masih mengalami defisit. Dalam kondisi ini, media massa memiliki peran strategis untuk menyampaikan informasi yang akurat, transparan, dan edukatif kepada publik mengenai dinamika industri migas nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Anggono Mahendrawan, dalam acara Lokakarya Media 2025 SKK Migas–KKKS Jabanusa bertema “Optimalisasi Peran Media dalam Mendorong Capaian Target Hulu Migas Nasional” di Semarang, Rabu (08/10/2025).
Anggono berharap kegiatan ini memperkuat sinergi antara industri hulu migas dan media dalam upaya mencapai ketahanan energi nasional.
“Gas bumi masih menjadi keunggulan Indonesia dan akan terus dibutuhkan sebagai bagian dari energi transisi,” ujarnya.
Menurut Anggono, meskipun proporsi minyak dalam bauran energi nasional menurun, volume kebutuhannya justru terus meningkat.
“Ini adalah tantangan nyata ke depan bagaimana memenuhi kebutuhan energi sambil tetap mendukung agenda transisi energi,” tambahnya.
Defisit neraca minyak, lanjutnya, disebabkan oleh konsumsi yang jauh lebih tinggi dibandingkan produksi, sehingga memberikan tekanan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Wilayah kerja Jabanusa sendiri, kata Anggono, memiliki kontribusi strategis terhadap produksi migas nasional. Hingga saat ini, wilayah tersebut mencatatkan produksi sebesar 178.969 barel minyak per hari (BOPD) atau sekitar 24 persen dari total produksi nasional, serta produksi gas sebesar 676 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) yang menyumbang 10 persen dari produksi nasional.
“Dengan pencapaian tersebut, kami tegaskan peran Jabanusa sebagai tulang punggung dalam menopang target produksi nasional,” katanya di hadapan para pemimpin redaksi media di wilayah operasi Jabanusa.
Lokakarya ini juga menekankan bahwa komunikasi publik yang efektif menjadi kunci dalam mendorong kebijakan yang berpihak pada penguatan industri hulu migas. Strategi komunikasi diarahkan untuk memposisikan sektor hulu migas sebagai mitra strategis pemerintah dalam mencapai agenda ketahanan energi nasional, sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya dalam narasi “Pilar Ketahanan Energi.”
SKK Migas dan KKKS mengajak media untuk terus menjadi mitra strategis, terutama dalam mendorong pencapaian target produksi migas, memperkuat ketahanan energi nasional, meningkatkan kepercayaan publik melalui pemberitaan yang berkualitas, serta membangun iklim investasi yang progresif.
“Kami optimistis kolaborasi antara industri hulu migas dan media dapat memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan energi global, serta mewujudkan ketahanan energi yang berkelanjutan,” pungkas Anggono. (*/Aj)














