Soal Sosok Capres Pilihan Megawati, Begini Kata Said Abdullah

Capres Pilpres 2024 PDIP
Politikus PDIP MH Said Abdullah. (Foto: IST)

maduraindepth.com – Politikus PDIP Said Abdullah angkat bicara soal pernyataan Megawati Soekarnoputri soal sosok calon presiden (Capres) yang akan diusung pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Menurut Ketua Banggar DPR RI ini, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputeri telah teruji dalam sejarah melahirkan banyak pemimpin baik di tingkat kabupaten, kota, provinsi, bahkan kepemimpinan nasional.

Said Abdullahmenyebut, sejarah telah membentuk kewaskitaan Megawati dalam menentukan pemimpin di semua tingkatan pemerintahan jelang Pilpres 2024. Termasuk, lanjut dia, banyak aspek yang dipertimbangkan mantan Presiden RI ke empat itu dalam menentukan calon pemimpin.

banner 728x90

“Beberapa prinsip teguh yang senantiasa beliau pegang semisal, pemimpin harus setia dan berpegang teguh pada negara kesatuan, Pancasila, konstitusi, dan memahami betul kebinekaan kita sebagai fondasi berpikir dan bertindaknya,” kata Said Abdullah, Senin (10/10).

Menurut dia, Megawati melihat aspek elektabilitas sebagai salah satu pertimbangan. Aspek lainnya, rekam jejak integritas dan kapabilitas sosok kandidat calon selama ini. Said mengatakan, PDIP melihat sosok pemimpin secara lengkap.

“Calon pemimpin tidak berdiri di ruang kosong, rekam jejaknya amat penting agar PDI Perjuangan tidak menyuguhkan kucing dalam karung kepada rakyat. Sebab dalam demokrasi seperti yang kita jalani saat ini, citra dan pesona mudah sekali dibentuk oleh penjual jasa kemasan pembentuk citra publik,” ujarnya.

Baca juga:  162 Calon Anggota Panwascam di Sumenep Jalani Tes Wawancara

Dia menyebut, framing penipuan seperti ini sangat dihindari partainya. Bagi PDIP, kata Said, kepemimpinan otentik tidak dibentuk oleh industri jasa pencitraan. Melainkan melalui pergulatan panjang sebagai bagian pergulatan bangsa. Juga, sepak terangnya diakui oleh rakyat.

Said Abdullah; Ketum PDIP Sangat Berhati-Hati Memilih Capres

Lebih lanjut, Said memaparkan, PDIP sebagaimana mandat Kongres V PDIP, memutuskan untuk mengembalikan jalan politik pembangunan jangka panjang ditetapkan oleh dua kamar parlemen, yang artinya ditetapkan oleh MPR. Hal ini untuk memastikan pemerintahan lima tahunan patuh dan tunduk pada arah pembangunan jangka panjang.

“Langkah ini untuk memastikan keberlangsungan pembangunan agar berkesinambungan di antara periode pemerintahan lima tahunan. Pilihan ini sekaligus memudahkan mengevaluasi terhadap jalannya pembangunan lima tahunan yang dijalankan oleh pemerintahan terpilih,” paparnya.

Atas pertimbangan-pertimbangan strategis seperti ini, kata Said, Megawati sangat berhati-hati memilih calon presiden. Menurut dia, kuatnya akar sosial dan kematangan spiritualitas, hiruk-pikuk Pilpres yang disertai manuver sebagian elite politik dalam dukung-mendukung kandidat tidak membuat Megawati gusar, apalagi panik. Said mengatakan, PDIP tegak lurus terhadap perintah Megawati.

“Pada waktunya, setelah laku batin dan berbagai perhitungan beliau selesai, pada akhirnya beliau selaku mandataris Kongres Partai yang diberikan kewenangan prerogatif akan memutuskan siapa calon presiden dari PDI Perjuangan,” ucapnya.

Baca juga:  Pasca Rusak, Landmark Pulau Mandangin Kembali Terpasang

Namun yang jelas, lanjut dia, dalam waktu dekat. Sebab perintah Megawati konsentrasi tenaga dan pikiran PDI Perjuangan membantu pemerintah menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Dalam keterangannya, Said Abdullah juga meyakini gotong royong sebagai fondasi penting kehidupan kebangsaan.

Secara regulasi, PDIP dapat mengajukan pasangan capres dan cawapres sendiri. Namun PDIP memandang penting untuk bergotong-royong memilih mitra koalisi. Pertimbangan mitra koalisi juga harus sebangun dan simetris dengan garis dan perjuangan ideologis PDI Perjuangan.

Dia menambahkan, PDIP tidak akan berjalan beriring dengan kekuatan yang mengedepankan politik identitas, membawa-bawa suku, agama dan ras untuk memenangkan pemilihan. “PDI Perjuangan tidak akan bergandengan dengan kekuatan yang mencemari masjid dan tempat-tempat ibadah untuk nafsu kekuasaan. Oleh sebab itu, PDI Perjuangan perlu memastikan mitra koalisinya firm menyangkut hal-hal seperti ini,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *