maduraindepth.com – Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, SDN Juluk 1 mengadakan kegiatan bertajuk “Semarak Ramadhan”. Selain mengusung tema keagamaan, kegiatan tersebut juga mengangkat tradisi Madura asli Desa Juluk yang mulai terlupakan.
Kepala SDN Juluk 1, Andilala menjelaskan, kegiatan Gebyar Ramadhan merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk merayakan dan menyambut kedatangan Bulan Ramadhan. ”Biasanya kita Bahagia Ketika Idul Fitri tiba, tapi kurang tertarik dengan kedatangan bulan Ramadhan. Padahal Bulan Ramadhan juga sangat penting bagi umat islam,” jelasnya.
Kegiatan yang diselenggarakan di area sekolah di Desa Juluk, Kecamatan Saronggi, Sumenep, ini diisi dengan berbagai rentetan acara. Meliputi, Tawasul ke Bujuk Agung Abdullan Citro Menggolo, teater mamolleh, penampilan bakat siswa, upacara alloberi niat, serta pembagian paket mie instan dan sarung kepada orang tua siswa.
Andi mengaku, kegiatan ini lebih berfokus pada penanaman budaya dan tradisi Madura yang sudah terlupakan kepada anak-anak muda di Desa Juluk, termasuk para pelajar di sekolahnya. ”Tradisi mamolleh ini sudah banyak dilupakan oleh generasi muda saat ini. Karena itu kami angkat kembali agar tradisi ini tidak mati dan kembali lestari,” ungkap pria 42 tahun itu saat ditemui usai kegiatan, Kamis (27/02/2025).
Dalam melaksanakan kegiatan, SDN Juluk 1 menggandeng beberapa pihak, salah satunya Pakoe Institute. Ketua Umum Pakoe Institute, RBMS Hadi Pradipta mengungkapkan apresiasinya atas semangat yang dimiliki Kepala SDN Juluk 1 untuk melestarikan budaya Madura.
”Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Kepala SDN Juluk 1, Andilala. Kerjasama yang dilakukan antara SDN Juluk 1 dan Pakoe Institute merupakan wujud dari kecintaan kami untuk merawat adat dan budaya leluhur,” tandasnya. (aj/*)