maduraindepth.com Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) yang beroperasi di perairan Madura mendukung kreasi dan inovasi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jate, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep.
Acara bertajuk Festival Kreasi, Inovasi, dan Pelepasan Kelas Akhir SDN Jate ini dilaksanakan selama lima hari, mulai Senin sampai Jumat, 19 – 23 Juni 2023. Rangkaian kegiatan berlangsung di halaman sekolah, di Pulau Giliraja, Sumenep. Sejumlah kegiatan yang digelar yakni lomba lato-lato, jalan-jalan santai, kerapan sapi betina, dan santap kuliner makanan laut (sea food). Selain itu juga dilaksanakan karnaval budaya, wisuda, dan ludruk Rukun Famili.
Manager Regional Office & Relations HCML, Hamim Tohari, mengatakan, dukungan diberikan sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap masyarakat. “Setiap kegiatan yang positif dan membangun ekosistem yang positif di tengah masyarakat memang seharusnya terus didorong, dan ini butuh bantuan semua pihak. Tak hanya pemerintah, tapi juga kami sebagai stakeholder industri migas,” katanya.
Apalagi, lanjut Hamim, kegiatan Festival Kreasi, Inovasi, dan Pelepasan Kelas Akhir SD Negeri Jate tersebut memang menggerakkan para siswa dan sivitas sekolah tersebut secara positif. “Kegiatan itu bisa mempererat hubungan dengan masyarakat, sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Kegiatan ini juga bisa dipergunakan untuk menggali potensi lokal,” ujarnya.
Ia mencontohkan permainan lato-lato yang akhir-akhir ini kembali populer di masyarakat, sedikit banyak telah berhasil memindahkan perhatian anak-anak dari gadget dan game online. Melalui permainan lato-lato, anak-anak kembali belajar untuk bermain bersama dan bersosialisasi daripada sendirian bermain game. Begitu juga dengan jalan-jalan santai yang dinilai mampu mengakrabkan keluarga besar sekolah dan masyarakat. Tak hanya itu, acara kerapan sapi betina, karnaval budaya, dan ludruk ‘Rukun Famili’ merupakan upaya melestarikan seni budaya tradisional masyarakat.
“Ini sesuai dengan salah satu visi HCML, yakni membina hubungan baik dengan ‘stake holder’ dan lingkungan sekitar. Selain itu juga ‘To be a Good Neighbour to Local Community atau menjadi tetangga yang baik bagi lingkungan sekitar wilayah operasi,” ujarnya.
Dukungan tersebut membuktikan kedekatan dan kepedulian HCML terhadap masyarakat Madura. Perusahaan ini resmi beroperasi pada 3 Oktober 2011, dan beroperasi di kawasan seluas 2.516 kilometer persegi di Selat Madura yang meliputi sejumlah wilayah, seperti Sumenep, Sampang, dan Pasuruan.
“Komunikasi positif menjadi kunci penting dalam mempertahankan produksi di tengah masyarakat setempat,” ucap Hamim.
Sementara Kepala SDN Jate, Matniwan mengatakan, dalam kegiatan akhir tahun ini, pihaknya sengaja mengangkat tema kearifan lokal. Sebab, masyarakat Giliraja memiliki budaya kerapan sapi betina yang cukup unik.
“Jadi kegiatan kebudayaan ini kami hubungkan dengan kegiatan sekolah. Terlebih sekolah ini juga menerapkan project penguatan profil pelajar pancasila (P5),” tuturnya.
Matniwan menyebut, tujuan dilaksanakannya berbagai kegiatan itu sebagai upaya sekolah menanamkan cinta kebudayaan lokal kepada peserta didik, agar para generasi penerus Giliraja bisa melestarikan ragam kearifan lokal tersebut.
“Kami juga berharap kegiatan kerapan sapi betina bisa diterima masyarakat luas, baik di tingkat regional, nasional, hingga internasional. Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung,” ujarnya.
Festival Kreasi, Inovasi, dan Pelepasan Kelas Akhir SDN Jate juga dihadiri Kapolres Sumenep AKBP Edo Satya Kentriko, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, serta Forpimka Giligenting. Termasuk tim kehumasan HCML. (*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini