Siasati Mahalnya Harga APD, LKNU Sampang Gelar Pelatihan Pembuatan Face Shield

Ketua LKNU Sampang, Moh Hasan Jailani (baju putih) saat memberikan sambutan pada pelatihan Pembuatan Face Shield, Sabtu (25/7). (AW/MI)

maduraindepth.com – Jumlah pasien positif Covid-19 di Sampang, Madura yang terus bertambah, serta mahalnya harga Alat Pelindung Diri (APD) seperti Face Shield dan lain-lain mendapat perhatian dari Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sampang. Mengantisipasi itu, LKNU menggelar pelatihan pembuatan face shield sederhana, Sabtu (25/7).

Bertempat di kantor PCNU Sampang, kegiatan ini diikuti oleh puluhan kader NU yang terdiri dari Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang, lembaga dan badan otonom (Banom) NU.

Ketua LKNU Sampang Moh Hasan Jailani menyampaikan, bertambahnya jumlah pasien positif menjadi 189 di Sampang saat ini menjadi alasan LKNU berkontribusi melakukan upaya-upaya untuk mengurangi paparan Covid-19 serta meningkatkan kewaspadaan setiap individu.

“Kami dari LKNU seringkali melakukan kegiatan pencegahan Covid-19 seperti pembuatan hand sanitizer, disinfektan, masker bahkan pelatihan bekam,” ujar pria yang akrab dipanggil tretan Mamak ini.

Dijelaskannya, untuk pembuatan face shield diakuinya sangat mudah, sederhana dan murah jika dibandingkan dengan membeli di pasaran yang harganya kisaran Rp 25 ribu sampai 30 ribu. Sedangkan jika membuat sendiri di rumah, lanjut dia, hanya membutuhkan kurang lebih sebesar Rp 10 ribu dengan bahan dan alat sederhana.

“Face shield ini harganya di pasaran cukup mahal kisaran Rp 25-30 ribu. Sehingga kami ingin merubah sesuatu yang mahal itu menjadi murah. Karena jika kami hitung, pembuatan 1 face shield itu kisaran membutuhkan biaya Rp 10 ribu. Kemudian jika dibuat lebih banyak, maka bisa di bawah harga Rp 10 ribu,” jelasnya.

Baca juga:  Wisata Puncak Ratu di Pamekasan: Pelepas Penat di Tengah Pandemi

Berharap Dapat Dipraktikkan di Desa

Pria berkacamata ini mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan LKNU diharapkan dapat dipraktikkan ke tingkat desa. Apalagi ungkap dia, rata-rata para pegiat NU khususnya di tingkat Kecamatan maupun Desa merupakan ustadz dan ustadzah yang bertemu banyak orang santri-santriwati. Sehingga memakai APD tambahan tersebut sebagai salah satu cara membentengi diri dari paparan Covid-19.

“Harus bermodal lagi, tambah face shield sebagai benteng diri. Yang jelas dengan kegiatan pelatihan cara membuat face shield sederhana ini, dapat ditularkan ke masyarakat, pondok dan lembaga-lembaga lain supaya tidak harus membeli,” terangnya.

Untuk bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan face shield, lanjut Mamak, yaitu menggunakan mika rigit ketebalan 0,5 mili meter. Untuk ukuran dewasa dibutuhkan 30×25 sentimeter dan anak-anak 30×20 sentimeter yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian busa dengan ketebalan 3×3 sentimeter dan panjang 25 sentimeter disesuaikan lebar mika, karet pakaian panjang 25 sentimeter disesuaikan lebar mika, serta double tape khusus busa.

Lanjut Mamak menjelaskan, sebelum bahan dirangkai, alangkah baiknya bagian lancip atau ujung mika digunting tumpul agar tidak mengenai wajah. Kemudian double tape dilekatkan menyamping di bagian atas mika untuk busa bagian tengah dan karet di bagian kedua sisi samping serta karet distaples.

“Nah, biar tampilan menarik, nanti diberi stiker di bagian depan mika sebagai penutup bagian double tape,” paparnya panjang lebar. (AW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto