Sepanjang 2021 Puskesmas Kedungdung Fokus Penanganan Covid-19

Puskesmas Kedungdung
Jajaran staf karyawan Puskesmas Kedungdung. (FOTO: Puskemas Kedungdung for MI)

maduraindepth.com – Sepanjang 2021, kegiatan yang dilakukan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kedungdung lebih fokus pada penanganan Covid-19. Berbagai inovasi diluncurkan pada tahun tersebut.

Diantara program yang terlaksana diantaranya tresing vaksin, membuka gerai vaksin setiap hari, konsep pondok peduli vaksin dan inovasi Sikat Tuntasin (sisir masyarakat tuntasin vaksin).

banner auto

Kepala Puskesmas Kedungdung Zahruddin mengungkapkan, bahwa inovasi yang sudah dikerjakan hanya pencegahan penularan dan penanganan Covid-19.

“Di awal-awal tahun 2021 kami lakukan tresing, testing dan tritmen baik di lingkungan internal sendiri maupun penanganan pada masyarakat dengan membentuk tim tresing vaksin,” ujar Zahruddin pada maduraindepth.com, Jumat (24/12).

Kemudian berjalannya waktu Puskesmas Kedungdung terus gencar melakukan vaksinasi dengan membentuk tim vaksin untuk terjun di tengah-tengah masyarakat.

“Awal-awal kami hanya bentuk tim vaksin di lingkup nakes karena semua sudah divaksin, kami lanjut ke ASN dan pelayanan publik lainnya,” ucapnya.

Namun segala upaya untuk menyadarkan masyarakat Sampang, khususnya warga Kecamatan Kedungdung masih terasa sulit. Pihaknya tidak putus asa untuk terus berinovasi agar vaksin dapat diterima publik.

“Kita ketahui vaksinasi di Sampang tidak mudah, karena tingkat kesadaran kurang apalagi termakan berita bohong (hoax), maka butuh kinerja ektra untuk meyakinkan agar mau divaksin,” ucapnya.

Guna memberikan rasa nyaman dan tidak terkesan menakutkan, pihaknya terus melakukan perubahan dengan membuka gerai vaksin setiap hari di Pendopo Kecamatan Kedungdung dengan nuansa rekreasi (nyaman, indah dan enak dibuat selfi).

Baca juga:  Ini Jumlah Angka Perceraian di Sumenep, Termasuk Perselingkuhan ASN

“Kami sulap gerai vaksin semenarik mungkin, nyaman dan rekreatif agar masyarakat saat datang tidak merasa takut, karena mereka datang juga butuh selfi-self,” terangnya.

Tidak hanya itu, langkah menghilangkan stigma negatif soal vaksin salah satunya dengan melakukan sosialisasi di lingkungan pendidikan pondok pesantren hingga madrasah.

Melalui konsep pondok peduli vaksin, Puskesmas Kedungdung percaya bahwasannya Madura terutama masyarakatnya kalau bicara pondok maka orang tua dan anak-anaknya pasti mengikuti.

“Kami bicara pondok karena Madura terutama di Sampang, ketika pondok sudah mau divaksin maka masyarakat akan ikut divaksin,” ujarnya.

Zahruddin mengaku awalnya merasa kesulitan, namun semenjak konsep pondok peduli vaksin ini perlahan berjalan, akhirnya masyarakat mulai sadar dan mau divaksin. Dianggapnya bahwa konsep pondok peduli vaksin merupakan satu-satunya konsep dari Puskesmas Kedungdung yang ada di Sampang.

“Yang lain masih belum menyentuh pondok, kami sudah melakukan itu lebih awal hingga saat ini kami masih lakukan,” tegas Zahruddin.

Tidak sampai disitu, langkah demi langkah terus dilakukan Puskesmas Kedungdung untuk menekan angka paparan Covid-19, melalui pendekatan masyarakat dengan konsep sikat tuntasin.

Pada dasarnya prinsip konsep sikat tuntasin ini hampir sama dengan Puskesmas lainnya. Yaitu sama-sama turun ke masyarakat dengan meyakinkan bahwa vaksin aman dan halal.

Namun Zahrudin mengungkapkan ada hal yang berbeda dari sikat tuntasin ini. Yaitu terletak pada konsep setiap desa mempunyai tim vaksin yang terdiri dari Nakes, Babinkamtibmas, Babinsa, unsur masyarakat, pemdes dan pemuda.

Baca juga:  Pasien Positif COVID-19 di Sumenep Bertambah, Total Enam Orang

Cara bergeraknya inovasi sikat tuntasin ini sasarannya untuk satu desa setiap hari dengan target capaian vaksin sebanyak 50 orang. Jadi kalau dikali 18 desa ditambah layanan di pendopo dan Puskesmas Banjar bisa 20 lokasi.

“Kami kalkulasi, kalau 50 sasaran perhari di setiap desa dengan jumlah 20 lokasi bisa capai 1.000 sasaran dalam satu hari itu sangat efektif,” jelasnya.

Menurutnya jika tim vaksin tidak memenuhi target yang ditetapkan, maka harus digantikan ke hari selanjutnya dan terus begitu. Karena target pencapaian vaksin di Kedungdung di akhir Desember 2021 ini minimal 70 persen. Sedangkan saat ini capaian vaksinasi di Kedungdung sekitar 54 persen.

Pihaknya tidak memungkiri konsep sikat tuntasin akan tetap dipakai di 2022 jika pandemi masih ada. Sebab, hal itu dianggap efektif dan tepat untuk sasaran percepatan penanganan Covid-19 di Sampang.

Namun untuk mensukseskan sikat tutasin ini tak cukup hanya mengandalkan tim di internal saja, pihaknya juga gencar lakukan sosialisasi vaksinasi dengan bekerjasama organisasi kepemudaan seperti PMII Jawa Timur.

“Gerakan ini memberikan motivasi pada masyarakat, karena bisa bekerjasama dengan lembaga di Jawa Timur, sehingga ada daya tarik sendiri untuk masyarakat bervaksin,” pungkasnya. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto